Mengenal Wisata Homestay Ala Kampung Tajur
PURWAKARTA, RAKA – Kabupaten Purwakarta memiliki salah satu lokasi kampung wisata yang layak untuk dikunjungi. Tempatnya yaitu di Kampung Tajur, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Bojong.
Kawasan wisata ini bisa menjadi alternatif berwisata sambil mengenal budaya hingga tata cara kehidupan masyarakat pedesaan yang kental dengan tradisi adat Sunda.
Kampung Tajur, berada di lereng gunung Burangrang dan berjarak 35 km dari pusat kota Purwakarta. Di sana bersuhu cukup sejuk karena bertemperatur 17 hingga 20 derajat Celcius dengan ketinggian kurang lebih 650 meter di atas permukaan laut.
Acep Rahmat, tokoh masyarakat mengatakan, wisata Kampung Tajur Desa Pasanggrahan merupakan kegiatan atau aktivitas ekowisata di Desa Pasanggrahan. Pengembangan dan pemberdayaannya dengan melibatkan seluruh masyarakat setempat. “Seperti namanya, wisata Kampung Tajur, jadi yang terlibat semua masyarakat kampung,” kata Acep, Minggu (31/8).
Wisata yang ditawarkan, menurut Acep, berupa ragam kegiatan dan aktivitas alam pedesaan dan memiliki karakteristik yang khas, terutama pada rumah panggung milik masyarakat setempat yang ditata sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai sarana wisata edukasi bagi para pengunjung dan menjadi tempat penginapan atau homestay.
Rumah penduduk yang dijadikan homestay itu, menjadi program unggulan yang ditawarkan Desa Wisata Kampung Tajur ini. Setidaknya dari 120 rumah yang ada di Kampung Tajur, terdapat 42 rumah yang biasa dijadikan tempat homestay.
Di mana setiap rumah memiliki dua kamar yang bisa digunakan para pengunjung. Setibanya di tempat homestay, pengunjung akan disambut dengan ramah dan hangat oleh si pemilik rumah. “Saat datang ke rumah, jangan kaget jika si pemilik rumah akan melayani layaknya anda seorang tamu istimewa, tapi uniknya pengunjung juga akan disuguhi makan khas pedesaan, misalnya dikasih nasi liwet dengan sambal dan lalabnya,” jelas Acep.
Layaknya tinggal di pedesaan, di program homestay ini anda akan mengikuti aktivitas dari sang pemilik rumah. Misalnya sang pemilik rumah adalah seorang petani, maka pengunjung akan ikut pergi ke sawah untuk bercocok tanam. Begitupun misalnya sang pemilik rumah adalah peternak, maka kita juga akan ikut menggembalakan hewan ternaknya di padang rumput. “Silahkan ikut beraktivitas saja dengan penduduk, ke kebun atau ke sawah,” ujarnya.
Tentunya, aktivitas seperti ini akan membuat pengalaman wisata yang berkesan. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah seperti kesuburan air dan tanah menjadikan hampir seluruh masyarakat di Kampung Tajur tersebut berprofesi sebagai petani. (gan)