PURWAKARTA

Meski Mahal, Tanam Cabe Belum Tentu Untung

PURWAKARTA, RAKA – Musim kemarau di Kabupaten Purwakarta telah terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Cuaca ekstrem seperti ini membuat petani sayuran kebingungan dengan jenis sayuran yang harus ditanam.

Petani pun harus pintar-pintar mengatur jadwal terkait jenis benih sayuran yang harus ditanam pada musim kemarau ini, karen diprediksi masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.

Menanam benih sayuran buncis, timun dan kacang panjang menjadi pilihan bagi para petani untuk menghindari kerugian pada musim kemarau ini. Jenis benih sayuran itu dipilih selain karena masa tanamnya yang singkat, juga pohonnya cukup kuat dibandingkan tanaman cabe rawit merah yang berpotensi mudah terserang hama.

Sementara cabe rawit baru bisa dipanen empat bulan setelah penanaman. Atas kondisi itulah kemungkinan pasokan cabe rawit merah ke sejumlah pasar berkurang, sehingga mengakibatkan harganya tembus hingga mencapai Rp80.000 per kilogram.

“Pada bulan November 2018 saya menanam benih cabe rawit merah, pada saat dipanen empat bulan kemudian hasilnya tidak maksimal. Banyak cabe berbintik hitam dan daun pohon mengering,” ujar Abdul Syukur, petani dari Desa Nangewer Purwakarta, Kamis (25/7).

Abdul biasa menanam sekitar 7.000 benih cabe rawit merah di lahan seluas 4.000 meter, dengan rincian satu pohon menghasilkan satu kilo cabe rawit merah siap jual. Namun pada panen terakhir kemarin hanya menghasilkan 10 kg.

“Tentu merugi, sebagai antisipasi bercocok tanam benih sayuran lain, seperti timun, kacang panjang atau yang lainnya, dan para petani lain juga melakukan hal serupa,” tambahnya.

Setelah bercocok tanam sayuran lain, Abdul mengaku saat ini baru akan kembali bercocok tanam cabe rawit merah di lahan miliknya. Dengan harapan hasil panen melimpah. “Penasaran saja, saya sudah siapkan benih cabe rawit merah sskitar 7.000 pohon. Saat ini usianya baru dua minggu dan akan ditanam kalau sudah berusia satu bulan,” ujarnya.

Abdul menambahkan, banyak yang beranggapan jika area perkebunan di Kabupaten Purwakarta kurang cocok ditanami benih cabe rawit merah. Ternyata anggapan itu dirasakan sendiri oleh Abdul.

Berbekal pengalaman dan memaksimalkan pemberian obat terhadap serangan hama, Abdul optimis jika pada musim panen nanti sesuai harapan. “Mudah-mudahan saja maksimal. Soal penyiraman memanfaatkan sumber air yang ada,” ujarnya. (gan)

Related Articles

Back to top button