Peternak Ayam Petelur Berdarah Lagi
PURWAKARTA, RAKA – Kenaikan harga telur ayam ras membuat para peternak ayam petelur di Kabupaten Purwakarta mulai bergairah. Seketika mereka ‘berdarah’ lagi. Kini para peternak mulai kewalahan untuk memenuhi tingginya permintaan pasar. Seperti dirasakan salah seorang peternak ayam petelur di Kampung Ciasem, Desa Cicadas, Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta, Lili Abdullah.
Lili mengaku, setelah sempat terpuruk selama beberapa bulan, kini harga telur ayam yang dulunya anjlok mulai mengalami kenaikan harga yang cukup drastis. “Untuk sekarang Alhamdulillah untuk telur harganya udah melambung tinggi. Jadi bersemangat lagi, setalah beberapa bulan sebelumnya sempat terpuruk,” ujarnya, Selasa (28/12).
Kendati harga telur mulai mengalami kenaikan yang cukup signifikan, kata dia, namun biaya operasional yang mereka keluarkan juga cukup tinggi karena harga pakan dan obat-obatan juga terus mengalami kenaikan. “Namun tetap aja sih kalau pakannya tetap mahal paling juga kebagian sedikit, tidak sedikit kemarin yang anjlok. Mungkin ini imbas dari kemarin yang sangat anjlok harga telur Alhamdulillah sekarang meroket lagi,” imbuhnya.
Dikatakannya, saat ini harga telur di kandang mencapai harga Rp29 ribu hingga Rp30 ribu. “Enggak tau kalo ngecer, paling selisih 3.000. Penjualan di pasar udah seperti harga di kandang,” jelasnya. Dia menambahkan, kenaikan harga telur membuat peternak kewalahan terhadap permintaan pasar. “Saat ini produksinya berkurang karena banyak peternak melakukan afkir dini sebagai imbas harga telur anjlok beberapa waktu lalu,” bebernya.
Dirinya berharap harga telur bisa bertahan seperti sekarang, sehingga bisa menutup kerugian dampak dari anjloknya harga telur beberapa waktu lalu. “Kami juga berharap pakan turun, soalnya dari imbas kemarin telur anjlok pakan naik, sampai sekarang belum turun lagi harga pakan,” pungkasnya. (gan)