Perajin Keramik Plered Keteteran
BERGELIAT LAGI: Di tengah lesunya ekspor keramik, perajin di Plered kena imbas tren menjamurnya pot tanaman hias.
PURWAKARTA, RAKA – Di masa pandemi Covid-19 ini pasar ekspor lesu. Bukan tanpa sebab, mengingat ada beberapa negara tertentu yang sementara waktu menutup aksesnya untuk pasar ekspor.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menuturkan, kelesuan ini salah satunya seperti yang terjadi pada pasar ekspor keramik khas Plered. Merujuk data yang ada di dinas terkait, biasanya hasil produksi keramik di wilayahnya ini, komposisi pasarnya 70 persen untuk kebutuhan ekspor dan 30 persen untuk kebutuhan penjualan lokal. “Tapi, di masa pandemi ini justru jumlahnya terbalik,” ujar Anne, Senin (1/2).
Anne menjelaskan, memang pasar luar negeri saat ini sedang mengalami kelesuan akibat pandemi Covid-19. Tapi ada berkah tersendiri, karena pasar dalam negeri justru menggeliat. Jadi, keramik saat ini justru diminati masyarakat dalam negeri.
“Meski kebutuhan ekspornya menurun, bukan berarti produktifitasnya juga ikut turun. Justru, saat ini ada fenomena menarik, yang mana kerajinan kriya ini sedang digandrungi masyarakat lokal. Terutama, untuk keramik jenis hias, salah satunya pot bunga,” ujarnya.
Menurut Anne, keramik Plered saat ini banyak diburu warga lokal. Terutama warga dari luar daerah seperti Jakarta dan sekitarnya. Mereka, yang mencari keramik ini kebanyakan adalah kaum ibu. Kebanyakan mereka mencari pot bunga.
“Kalau sekarang, pot bunga yang lagi digandrungi. Saking banyaknya peminat, perajin pun sampai keteteran. Saya saja kemarin sempat memesan untuk hiasan rumah, itu kehabisan. Kalau pun ada, itu harus waiting list atau nunggu selama beberapa pekan,” kata Anne bercerita pengalamannya.
Dengan fenomena tersebut, menurut Anne, berarti ada berkah tersendiri bagi para perajin keramik. Karena di saat yang lain terpuruk, kerajinan keramik justru mengalami kondisi sebaliknya. “Kami berharap, seluruh UMKM di kita bisa kembali berjaya. Meskipun pandemi masih berlangsung,” pungkasnya. (gan)