Pilih jadi Petani Ketimbang Buruh Pabrik
PETANI MUDA: Kelompok tani yang digagas anak-anak muda di Kiarapedes menjadi contoh daerah lain karena sukses memanfaatkan lahan.
PURWAKARTA, RAKA – Di tengah animo generasi muda yang gandrung terhadap dunia industri, Ananda Dwi Septian alias Boti, justru berjuang keras untuk menjadi petani. Ia juga mengajak anak-anak muda lain di kampungnya untuk jadi petani.
Pria kelahiran Purwakarta 10 September 1994 ini menggeluti pertanian hortikultura sejak 2017. Meski tergolong pemula, dirinya yakin bahwa dunia pertanian adalah jalan hidup yang sesuai dengan keinginannya.
Dari hasil bertani, alumni SMK Prabusakti I itu mampu mengumpulkan uang minimal Rp 7 juta sebulan. “Sebelum menjadi petani, pernah menjadi buruh pabrik otomotif. Selama masa kerja 1,5 tahun, penghasilan yang didapat minim. Hingga tak diperpanjang kontrak kerjanya, dan pernah menganggur selama dua tahun,” terangnya, Jumat (17/1).
Selama itu pula, ia terus melamar kerja di berbagai tempat. Namun tak membuahkan hasil. Kiprahnya di dunia tani bermula saat pertemuan dirinya dengan Haris Budiman yang merupakan Ketua Himpunan Pemuda Tani Purwakarta. Dari pertemuan itu pula, ia mendapatkan modal ilmu pertanian. “Semula kedua orangtua menentang pilihan menjadi petani. Namun mereka memberikan lahan seluas 5.000 meter persegi untuk diolah. Segala kebutuhan bertani, mulai dari beli bibit, pupuk, instalasi bambu, peralatan bertani, dan upah pekerja, berasal dari tabungan sebesar Rp3,5 juta,” paparnya.
Pengalaman pahitnya menganggur menjadi alasan untuk memberdayakan pemuda di desanya, Margaluyu, Kecamatan Kiarapedes. Ia mengajak puluhan teman sebayanya untuk terjun menjadi petani.
Semula tak mudah untuk mengenalkan pertanian kepada kaum muda. Profesi petani dianggap sebelah mata karena penghasilan sedikit, gengsi dalam pergaulan dan harus berkotor-kotor di lapangan. “Saat itu hanya tiga orang pemuda yang tertarik bergabung. Setelah tiga tahun berjuang dan berkat kerja keras, saat ini telah ada 20 orang petani muda yang tergabung. Lahan untuk bertani pun bertambah jadi seluas 6 hektare,” imbuhnya. (ris)