Produsen Peyeum Bendul Galau
TERPURUK: Proses pembuatan peuyeum Bendul di Desa Sukatani.
PURWAKARTA, RAKA – Sejumlah perajin peuyeum Bendul di Desa Sukatani, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, mengaku mengalami penurunan pendapatan karena terdampak pandemi Covid-19. Kondisinya semakin parah saat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejak 3 Juli 2021 sampai 20 Juli 2021 mendatang. Laju usaha para produsen sampai pedagang peuyeum Bendul nyaris terhenti. Padahal peuyeum Bendul sudah lama menjadi tumpuan usaha mereka.
Peuyeum Bendul sendiri, terkenal sebagai buah tangan cukup populer bagi para wisatawan maupun pengguna jalan yang melintas di Jalan Raya Sukatani. Cici (30), pembuat peuyeum Bendul mengaku merugi selama pandemi Covid-19 ini. Pendapatannya mengurang cukup drastis. “Mulai disaat ada corona jadi mengirimnya hanya 80 kilogram saja, sebelumnya bisa ngirim sampai 1 kuintal bahkan 1 ton,” kata Cici, Rabu (14/7).
Ia menceritakan, sebelumnya setiap hari mengirim peyeum Bendul ke daerah Cikampek 1 kuintal. Bahkan bisa mencapai 1 ton di setiap pengirimannya. Namun saat ini hanya mengirim seminggu dua kali saja. “Ngirim peuyeum ini biasanya ke Cikampek setiap hari, tapi sekarang mah cuma sedikit,” ujarnya.
Ia mengaku, saat ini hanya mendapat keuntungan yang sedikit, ditambah kondisi PPKM Darurat yang baru saja diterapkan oleh pemerintah. Sehingga untuk proses pengirimannya sedikit terhambat. “Seminggu ya paling ngirimnya hanya 2 kali aja, sebelum corona hampir full tiap hari ngirim,” imbuh Cici.
Ia berharap agar pandemi Covid-19 ini cepat teratasi, sehingga dirinya usahanya kembali normal. “Harapannya ya normal lagi aja, kalau normal lagi tuh enak, bisa ngirim setiap hari dan segi pendapatannya juga ikutan normal,” pungkasnya. (gan)