PURWAKARTA

Puskesmas Terus Pantau Bayi Stunting

PURWAKARTA, RAKA – Pemantauan balita pendek (stunting) terus dilakukan oleh Unit Pembantu Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Purwakarta. Hal itu dilakukan guna membentuk generasi yang tinggi di masa mendatang.

Kepala UPTD Puskesmas Purwakarta Dr Ano Nugraha mengatakan, bahwa balita pendek menggambarkan adanya gizi kronis dari calon ibu selama masa hamil. “Selama masa hamil ibu tidak boleh gizi buruk, atau ibu hamil kurang energi kalori. Ibu hamil yang kurang energi dan kalori ditandai dengan lingkar lengan atas kurang dari 23 cm, kemudian pada masa bayi sudah lahir harus dipantau tinggi dan gizinya,” tambahnya.

Ia meyampaikan, penambahan status gizi buruk juga akan dialami balita ketika balita tersebut sering terkena penyakit. “Kalau misalnya ibu pendek dan bapaknya pendek, cenderung bayinya pendek, tapi kalau pemberian gizinya bagus pertumbuhan anak bisa tinggi,” terangnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, faktor lain yang dapat menyebabkan bayi terkena stunting ialah pengaruh lingkungan. Misalnya ada pencemaran dari orang-orang yang tidak punya jamban, atau yang menyalurkan limbah air ke sungai langsung. “Upaya intevensi dari gizi yang spesifik untuk balita pendek, disebut dengan fokus pada 1000 hari pertama kehidupan, dari sejak ibu hamil, ibu menyusui sampai umur 2 tahun. Umur 2 tahun itu adalah cerminan pemantauan sesuai standar atau tidak, kalau dari awal sudah pendek harus segera dikasih intervensi gizi, biar tidak pendek,” imbuhnya.

Untuk tahapan pemantauan, tambahnya, seribu hari kehidupan, tahapannya dibagi dua yaitu 270 hari pada saat dalam kandungan, dan 730 hari setelah bayi lahir, yang disebutnya periode emas atau periode kritis. “Ibu hamil harus mendapatkan tambahan energi, dan minum 90 tablet penambah darah selama kehamilan dan pada saat pertama kali bayi lahir harus didorong untuk diberi asi langsung dari ibu, dan asi itu harus tetap eksklusif tidak dicampur minimal 6 bulan, lebih bagus sampai 2 tahun,” jelasnya.

Sementara untuk program imunisasi lengkap ialah menggelar imunisasi di tiap posyandu khususnya untuk balita. “Untuk imunisasi lengkap terhadap balita sekarang masih tetap berjalan,” pungkasnya. (ris)

Related Articles

Back to top button