Seni Khas Purwakarta, Tari Domyak Terancam Punah
PURWAKARTA, RAKA – Selain tari jaipong dan pencak silat, masih banyak kesenian lain khas Jawa Barat. Termasuk kesenian domyak di Purwakarta. Kesenian Domyak atau dulu dikenal dengan sebutan kesenian buncis diyakini merupakan kesenian tradisi leluhur asli Purwakarta yang kini mulai terlupakan.
Bukan perkara mudah menemukan pertunjukan budaya leluhur tersebut. Di Purwakarta, pelestari seni domyak hanya terbilang dalam hitungan jari. Sanggar Domyak Ngawangun misalnya, yang mempertahankan tradisi tersebut di Desa Sindangpanon, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta.
Dulu, kesenian Domyak dilakukan masyarakat setempat sebagai sarana ritual meminta turun hujan pada musim kemarau.
Salah satu seniman domyak, Agus Maulana mengatakan, keberadaan seni tersebut belakangan jarang sekali ditampilkan. Bahkan saat ini hanya sedikit yang paham dan masih bisa memainkan kesenian tersebut. “Bila pun ada pemain kesenian domyak, didominasi kalangan orangtua atau usia lanjut,” ujar pria yang akrab disapa Ireng itu, Rabu (29/12).
Untuk itu, sanggar seni yang diasuhnya bakal mengajarkan domyak kepada anak-anak ataupun remaja di Desa Sindangpanon. “Kami akan mengajarkan anak-anak dan pemuda di Desa Sindangpanon. Tujuannya supaya kesenian tradisional khas Purwakarta ini tetap terjaga,” imbuhnya.
Dia menyebut, domyak termasuk 37 seni tradisi di Jawa Barat yang direvitalisasi dan regenerasi tahun 2012 oleh Disparbud Jawa Barat, serta Dinas Kebudayaan Purwakarta. Sayangnya, saat ini nasib seni domyak seperti mati suri. Mati tidak hidup pun segan. “Makanya itu perlu perhatian khusus dari semua pihak untuk tetap menjaga kelestarianya. Karena selain sebagai salah satu kesenian tradisional, domyak menjadi khazanah warisan budaya leluhur masyarakat Purwakarta,” bebernya.
Ireng menambahkan, beberapa waktu lalu sanggar seni yang dikelolanya mendapat bantuan dari berupa peralatan dan lainnya dari Kementrian Sosial RI. “Dengan adanya bantuan ini, kami berharap seni Domyak dapat terus lestari dan dapat dipertahankan,” lanjutnya.
Di lingkungan masyarakat Purwakarta, kesenian ini terkadang menjadi salah satu pilihan pengiring kegiatan masyarakat misalnya hajatan pernikahan atau khitanan. “Kami juga berharap seni domyak menjadi salah satu seni kebanggan masyarakat Purwakarta dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Termasuk mengikutsertakan kesenian domyak di acara resmi pemerintah,” harapnya. (gan)