Siapkan 200 Hektar untuk Tanami Padi Gogo
PURWAKARTA, RAKA – Dalam mengoptimalkan hasil produksi padi di Kabupaten Purwakarta, Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) setempat, terus mendorong pengembangan areal sawah dengan mengincar lahan tidur yang akan disulap menjadi areal persawahan padi gogo. Tercatat sebanyak 200 hektare lahan telah dipersiapkan untuk ditanami jenis padi tersebut. Akan tetapi, meski padi gogo belum bisa ditanam di Purwakarta, lantaran sulitnya sumber mata air yang ada di permukaan untuk mengairi areal sawah padi jenis tersebut.
Kepala Dispangtan Kabupaten Purwakarta, Sri Jaya Midan mengatakan, pihaknya terus menggenjot areal persawahan untuk memaksimalkan produksi padi. Ia menyebut, adapun salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan meningkatkan indeks pertanaman dari satu kali, bertambah menjadi dua kali. Kemudian, dari dua kali menjadi tiga kali tanam dan panen. “Areal sawah semi irigasi teknis indeks pertanamanya atau IP sudah meningkat dari dua kali tanam ke tiga kali. Begitupun dengan sawah tadah hujan, dari satu kali tanam ke dua kali tanam,” ucapnya saat mengunjungi lokasi rumah pompanisasi di Desa Cisaat, Kecamatan Campaka, Rabu (9/7).
Saat ini, lanjut Midan, pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian, memberikan target kepada Purwakarta untuk mengelola padi gogo, atau padi yang ditanam di areal perkebunan atau tegalan. Namun padi jenis tersebut belum bisa di tanam di Purwakarta, lantaran kesulitan mendapatkan sumber air. “Kami akui, sampai awal Juli ini kami belum bisa tanam padi gogo. Kendalanya karena padi gogo kesulitan mencari sumber air permukaan,” ujarnya.
Midan mengungkapkan, awalnya pemerintah pusat menargetkan 97 hektare sawah padi gogo bisa ditanam di Purwakarta. Menurutnya, target tersebut dinilai kecil. Pasalnya, pihaknya dapat menyediakan lahan seluas 200 hektare untuk bisa ditanami padi gogo. “Lahannya sudah ada, yakni milik Perhutani. Akan tetapi, permasalahannya adalah sumber mata air. Sebab, di areal padi gogo itu benar-benar tidak ada sumber air permukaan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah mendapatkan bantuan pompanisasi sebanayak 125 unit di tahun ini, ditambah di brigade miliknya juga terdapat 42 unit. Meski demikian, pompa tersebut tidak akan bekerja secara optimal bilamana tidak terdapat sumber mata air di lokasi tersebut. “Kondisi ini menjadi salah satu kendala, kenapa Purwakarta belum bisa tanam padi gogo sampai hari ini,” ujarnya.
Midan menambahkan, jika sudah memasuki musim penghujan yang diprediksi akan terjadi pada September mendatang, pihaknya akan berfokus terhadap pengembangan budidaya padi gogo dengan lahan yang disiapkan seluas 200 hektare. (yat)