PURWAKARTA

Siswa Terlibat Aksi Tawuran, KCD akan Panggil Kepala Sekolah

PURWAKARTA, RAKA – Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Dinas Pendidikan Jawa Barat Wilayah IV tegaskan akan panggil pihak kepala sekolah apabila siswanya terlibat dan menjadi dalang provokator terjadinya aksi tawuran pelajar. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir terjadinya aksi tawuran pelajar tingkat SMA dan SMK. Pasalnya, dalam kurun waktu beberapa bulan terkahir, di wilayah pendidikan IV Jawa Barat khususnya di wilayah Karawang dan Purwakarta, aksi tawuran pelajar masih rawan terjadi. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kasubag Tata Usaha KCD Pendidikan Wilayah IV, Riesye Silvana kepada Radar Karawang.
Riesye menuturkan, bahwasanya aksi tawuran pelajar di wilayah pendidikan IV khususnya Kabupaten Karawang dan Purwakarta masih rawan terjadi. Ia meyebut, dari aksi tawuran tersebut 80 persennya terjadi di SMK dan 20 persennya terjadi di SMA. “Motifnya banyak. Bisa karena gengsi, turun temurun, ikut-ikutan dan bahkan disebabkan oleh masalah perempuan,” tuturnya saat ditemui di ruang kerjanya, Jum’at (31/5).
Riesye menegaskan, jika terjadi aksi tawuran pelajar SMA atau SMK di wilayah IV, pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap pihak kepala sekolah untuk menggali informasi terkait penyebab terjadinya aksi tawuran tersebut. Pihaknya juga akan memberikan arahan kepada pihak sekolah, meskipun nantinya yang tetap memiliki wewenang untuk memberikan sanksi terhadap pelajar tersebut adalah pihak sekolah itu sendiri. “Kalau siswa sekolah tersebut menjadi dalang provokator terjadinya tawuran, maka wajib dikeluarkan. Tapi biasanya pihak sekolah akan meminta yang bersangkutan untuk mengundurkan diri, agar nanti bisa diterima di sekolah yang lain,” tegasnya.
Ia menyebutkan, adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk meminimalisir terjadinya aksi tawuran pelajar tersebut adalah salah satunya dengan membentuk Satgas pelar di setiap Kabupaten. Selain itu, pihaknya juga berkolaborasi dengan aparat penegak hukum seperti, Polres, Kodim dan Satpol PP. “Satgas nya itu terdiri dari seluruh kepala sekolah swasta,” ujarnya.
Selain itu, langkah yang dilakukan oleh pihaknya untuk meminimalisir terjadinya tawuran pelajar dengan menambah jam ekskul dan memberikan pembentukan karakter dengan siraman rohani di sekolah. Sebab, dengan padatnya kegiatan di sekolah, energi siswa akan dihabiskan untuk kegiatan sekolah dan di harapkan siswa tidak memiliki ketertarikan lagi untuk melakukan tawuran. “Kita sengaja menambah jam ekskul. Karena kalau siswa capai sama kegiatan sekolah, gak bakal ada keinginan untuk tawuran,” ungkapnya.
Riesye menambahkan, bahwa dengan langkah-langkah yang telah dilakukannya itu diharapkan setidaknya dapat meminimalisir terjadinya tauran pelajar khsusnya di wilayah pendidikan IV. “Kalau dihilangkan mah susah, setidaknya kita coba untuk meminimalisir,” pungkasnya. (yat).

Related Articles

Back to top button