SMK Taruna Sakti Gratiskan Biaya untuk Anak Yatim
PURWAKARTA, RAKA – Untuk meminimalisir adanya anak yang putus sekolah, salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Purwakarta, yakni SMK Taruna Sakti (Tasa) adakan program dengan menggratiskan biaya pendidikan bagi peserta didik anak yatim. Program tersebut merupakan sebuah inovasi yang dibuat sekolah tersebut pada tahun ini.
Kepala SMK Tasa Purwakarta, Yayang Gilang Sonjaya menyebutkan, selain menggratiskan biaya pendaftaran, pihaknya juga akan membiayai pendidikan peserta didik yang berstatus anak yatim selama menempuh pendidikan di sekolahnya. “Terobosan ini berlaku bagi anak yatim, baik itu calon siswa baru maupun yang sudah putus sekolah,” ucapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (23/7).
Gilang mengatakan bahwa dirinya tidak memberikan syarat khusus bagi anak yatim yang ingin bersekolah. Adapun syarat yang harus dipenuhi diantaranya memiliki ijazah SMP dan memiliki kategori usia yang sesuai. “Syaratnya cuma harus punya ijazah SMP sama umurnya masih masuk ke dalam usia sekolah,” ujarnya.
Disinggung terkait alasan yang melatarbelakangi kebijakannya itu, Gilang mengungkapkan bahwa dirinya mendapat pesan dari sang ibu untuk berlaku bijak sebagai kepala sekolah dan dapat memenuhi hak masyarakat dalam mendapatkan pendidikan. “Mendapatkan pendidikan adalah hak seluruh masyarakat yang harus dipenuhi. Terlebih lagi saya dapet pesan dari ibu saya untuk memperhatikan anak yatim yang tidak mampu,” ungkapnya.
Ia mengaku tidak akan membatasi kuotanya bagi anak yatim yang ingin bersekolah di tempatnya. “Berapa pun jumlahnya, pasti kami terima. Silakan segera daftar ke SMK Tasa Purwakarta, kami selalu terbuka,” ujarnya.
Dirinya menjelaskan bahwa dalam satu tahun atau dua semester, biaya pendidikan di sekolahnya rata-rata menghabiskan Rp6 juta. Biaya tersebut nantinya akan dia gratiskan untuk anak yatim. Akan tetapi, sambung dia, khusus untuk keperluan seragam yang merupakan kepentingan pribadi siswa, hal itu tidak termasuk dalam tanggungannya. “Silakan membelinya masing-masing atau bisa juga menggunakan seragam bekas kakak kelas atau lainnya,” pungkasnya. (yat)