PURWAKARTA

Tingkatkan Minat Baca Masyarakat

BACA BUKU: Sejumlah siswa antre untuk membaca buku di perpustakaan keliling. Kini, Kabupaten Purwakarta meraih penghargaan dari Perpusnas pusat karena berhasil malakukan inovasi.

Perpustakaan Purwakarta Lakukan Transpormasi

PURWAKARTA,RAKA – Pemerintah Kabupaten Purwakarta yang terus berupaya melakukan inovasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat di wilayah itu, menuai apresiasi dan penghargaan dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI. Penghargaan didapat melalui program peer lerning meeting yang digelar Perpusnas.

Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika mengaku, pihaknya sangat berbangga hati dengan torehan penghargaan tersebut. Ini, kata dia, menjadi kado terindah dipenghujung tahun untuk jajaran pemkab khususnya Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah. “Pengharagaan ini jelas menjadi sebuah kebanggaan bagi kami. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran pemerintahan, khususnya Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah yang terus berinovasi untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat,” ujar Anne.

Menurut Anne, dengan torehan penghargaan ini bukan berarti langkahnya terhenti. Justru, pengharagaan ini akan menjadi spirit dirinya untuk terus mendorong supaya pelayanan di perpusataakn daerah bisa terus meningkat. Sehingga, minat baca masyarakat juga bisa turut meningkat. Anne menjelaskan, selama ini Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah menggulirkan lima program perpustakaan unggulan (Lipperpul). Beberapa di antaranya, berupa penyediaan layanan perpustakaan berbasis digital yang bisa diakses melalui smartphone.

Sementara itu, secara teknis Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Purwakarta, Mohamad Ramdhan menjelaskan terkait inovasi Lipperpul yang dimaksud. Lima program tersebut, di antaranya layanan perpustakaan berbasis e-book yang diberi nama serupa kuliner khas Purwakarta. Pertama, Maranggi atau yang jika dipanjangkan berarti Maca Rame-rame Ngangge Digital. Layanan ini, merupakan pengembangan lain dari layanan perpustakaan berbasis teknologi yang sebelumnya diluncurkan pemerintah.

Kemudian, Getuk Lindri atau gerakan untuk literasi mandiri. Lalu, Simping (sumber informasi melalui pelayanan perpustakaan keliling), Selanjutnya, Program Pala Manggu (pelayanan hari Minggu). Terakhir, program yang diberi nama Ngala Manggu (ngabuka layanan Sabtu jeung Minggu). “Getuk lindri inilah yang menjadi cikal bakal berkembangnya potensi masyarakat.

Bentuknya, kegiatan layanan pembinaan dan bantuan untuk pendirian/pembuatan sudut baca atau perpustakaan, baik di instansi pemerintah maupun swasta, lembaga pendidikan, desa/kelurahan, rumah ibadah, TBM, lapas, tempat pelayanan publik maupun komunitas,” ujarnya.
Adapun, layanan Maranggi sengaja diluncurkan untuk memudahkan layanan perpustakaan. Karena, dengan layanan ini, masyarakat terutama pelajar bisa mengakses buku bacaan melalui telepon seluler. “Saat ini, membaca buku di perpustakaan daerah juga bisa dilakukan melalui smartphone,” kata dia.

Dengan inovasi-inovasi ini, pihaknya berharap perpustakaan daerah bisa memberikan kontribusi optimal kepada masyarakat. Apalagi saat ini tengah menghadapi masa pandemi Covid-19. Menurutnya, upaya transformasi perpustakaan bukan hal yang mustahil dalam membantu meningkatkan kemampuan masyarakat, sehingga dapat mengubah kualitas hidupnya menjadi lebih baik. (gan)

Related Articles

Back to top button