Purwakarta

Ramadan, Warga Sulit Cari Gas Melon

PURWAKARTA, RAKA – Masyarakat di sejumlah kecamatan di Kabupaten Purwakarta mengaku sulit mendapatkan gas elpiji ukuran 3 kilogram atau yang populer disebut gas melon. Kelangkaan ini sudah berlangsung sejak awal Ramadan lalu. “Sudah mau dua minggu sejak awal puasa kelimpungan mencari ke warung-warung juga sangat sulit,” ujar Yeni Triwahyuni (38), salah satu warga Kecamatan Pasawahan, Senin (13/5).

Menurutnya, untuk mendapatkan gas melon, dirinya telah mencoba menyisir ke sejumlah warung-warung dan pangkalan di luar desa bahkan luar kecamatan. “Kemarin saya nyari sampai ke Maracang, tetap saja tidak dapat,” keluhnya.

Pantauan di lapangan, di sejumlah warung. Akibat kondisi ini menyebabkan harga gas yang diperuntukan masyarakat menengah kebawah itu jikapun tersedia harganya jadi melambung.

Bahkan, untuk mendapatkan gas tersebut, mereka rela membayar dengan harga melebihi Harga Eceran Tertiggi (HET) Rp16000. Betapa tidak, di tingkat pengecer harga gas melon tembus Rp25.000-Rp30.000 per tabung. “Kalau untuk harga, biarpun mahal saya tetap beli, kan butuh. Yang bikin repot, udah mahal, juga sulit didapat. Mau beli saja kita susah apalagi ini bulan puasa,” ujar warga Pasawahan Kidul tersebut.

Rohmat (35), pedagang nasi goreng di sekitaran Giant Purwakarta mengaku kecewa dengan kelangkaan gas elpiji, bahkan sudah menjadi persoalan rutin setiap bulan Ramadan. “Terkadang kondisinya normal, tapi beberapa waktu kemudian gas melon kembali langka. Sangat disayangkan karena buktinya pemerintah tidak bisa menemukan solusi untuk menengahi persoalan ini,” kata Pedagang Nasgor asal Brebes itu.

Hal serupa dikeluhkan Amah (47), pemilik warung di Desa Cibogogirang, Kecamatan Plered. Sudah sepekan ini, tidak ada pengiriman gas ke warung kelontong miliknya. “Bahkan dari sebelum bulan puasa, tidak ada yang ngirim gas ke warung,” kata Amah.

Sementara, warga di Kecamatan Plered lainnya, Dian (30) juga mengaku kesulitan mencari gas melon. “Saya kemarin dapat harganya Rp30 ribu, tapi gak apa-apa yang penting ada soalnya butuh,” kata Dian.

Sementara, salah satu pemilik pangkalan gas elpiji di Desa Mekarsari Kecamatan Darangdan, Didin mengatakan, bulan Ramadan ini tingkat pemakaian gas elpiji 3 kilogram oleh warga naik cukup signifikan. Ia meminta ada penambahan kuota gas khususunya di bulan puasa dan menjelang lebaran. “Saya kira tidak ada pengurangan pengiriman gas ke agen-agen. Tapi, ada peningkatan pemakaian yang tinggi di bulan puasa. Harusnya, kuota pengiriman ke agen ditambah empat kali lipat dari hari-hari biasa,” katanya. (gan)

Related Articles

Back to top button