
SIAP DEMO: Sejumlah buruh yang tergabung dalam FSPMI sebelum berangkat ke Mahkamah Konstitusi, kemarin.
KARAWANG, RAKA – Perjuangan para buruh untuk menolak Omnibus Law Undang Undang Cipta Kerja masih terus dilakukan. Setelah menggeruduk gedung parlemen, kini para buruh menggelar aksi di Mahkamah Konstitusi dan Istana di Jakarta. Seperti yang dilakukan oleh para buruh yang tergabung dalam FSPMI Karawang, Senin (2/11).
Ketua PC SPEE FSPMI Karawang Dony Subiyantoro mengatakan, setelah menggelar rapat konsolidasi bersama para pengurus FSPMI lainnya, pihaknya sepakat kembali menyuarakan perlawanan untuk menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, yang dinilai sangat merugikan dan mencekik kaum buruh.
Dony mengatakan, aksi 2 November 2020 ini merupakan aksi serentak para buruh untuk menolak Omnibus Law yang dilakukan di berbagai daerah. Sebanyak 700 anggota FSPMI Karawang bergerak menuju Jakarta untuk mengikuti aksi yang digelar di Mahkamah Konstitusi bersama elemen buruh lain se Jabodetabek.
“Tujuannya ke MK untuk mengajukan judicial review terkait Omnibus Law,” katanya saat dikonfirmasi Radar Karawang melalui sambungan telepon.
Dikatakan Dony, setelah menggelar aksi di MK, para buruh juga akan kembali menggelar demonstrasi pada 9 dan 10 November 2020.
“Tanggal 9 dan 10 ke DPR dan Kemenaker,” ucapnya.
Selain penolakan Omnibus Law, lanjutnya, aksi juga dilaksanakan berkaitan dengan tidak adanya kenaikan UMP tahun 2021. Para buruh akan meminta agar 2021 nanti tetap ada kenaikan UMP.
“Karena pada tahun 98 saja terjadi krisis monoter dan tingkat inflasi lebih tinggi, tetapi tetap ada kenaikan,” ujarnya.
Ketua umum PUK FSPMI PT Changsin Klari-Cikampek Muhmmad Doni mengatakan, Omnibus Law telah mencederai dan merampas hak buruh. “Kita selaku buruh tentunya tidak tinggal diam, kita akan terus memperjuangkan hak kita selaku buruh,” ucapnya.
Ia menambahkan, Senin pagi serikat buruh FSPMI dari PT Changsin Klari dan Cikampek tengah mempersiapkan keberangkatannya ke Gedung Mahkamah Konstitusi. “Untuk aksi ke Jakarta ini kita tidak banyak, kita hanya membawa 30 personel saja, kita berangkat cuma satu bus,” tambahnya.
Ia mengaku, keberangkatan aksi tidak hanya dilakukan oleh PSPMI Klari dan Cikampek, pasalnya aktivis FSPMI Karawang Timur dan Karawang Barat juga ikut serta pada aksi tersebut. “Sebenarnya bukan dari FSPMI saja tapi ada juga dari SPSI, tapi mereka sudah berangkat duluan tadi pagi,” akunya. (nce/mal)