Remaja Putri Rawan Anemia

LAWAN ANEMIA: Mahasiswa Kebidanan Unsika bersama remaja putri Telagasari.
TELAGASARI, RAKA – Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling sering dijumpai di negara-negara maju maupun berkembang. Meski penyebab utama adalah kekurangan zat besi, namun menurut data WHO tahun 2018 anemia juga merupakan masalah kurang gizi mikro yang cukup besar di dunia dengan prevalensi 40 persen.
Remaja putri pada masa pubertas sangat berisiko mengalami anemia gizi besi. Hal ini disebabkan banyaknya zat besi yang hilang selama menstruasi. Selain itu diperburuk oleh kurangnya asupan zat besi, dimana zat besi pada remaja putri sangat dibutuhkan tubuh untuk percepatan pertumbuhan dan perkembangan.
Dampak buruk remaja yang mengalami anemia yaitu menurunkan daya tahan tubuh, sehingga penderita anemia mudah terkena penyakit infeksi, menurunnya kebugaran dan ketangkasan berfikir karena kurangnya oksigen ke sel otot dan sel otak, menurunnya prestasi belajar dan produktivitas kerja/kinerja. Selain itu, remaja putri yang menderita anemia ketika menjadi ibu hamil berisiko melahirkan berat bayi lahir rendah dan stunting.
Berdasarkan permasalahan kesehatan tersebut, dosen kebidanan Lilis Suryani dan Oon Sopiah serta mahasiswa Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang bekerjasama dengan Puskesmas Telagasari, menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu sosialisasi pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri di Desa Kalijaya, Kecamatan Telagasari. “Kegiatan ini diikuti oleh 30 remaja putri, bidan desa, petugas gizi Puskesmas Telagasari, orang tua, kader posyandu serta aparatur Desa Kalijaya,” kata Lilis.
Adapun kegiatan meliputi pemeriksaan tekanan darah, berat badan, tinggi badan dan pemeriksaan kadar hemoglobin, wawancara, penyuluhan tentang pencegahan anemia dan cara minum TTD, selanjutnya pemberian tablet tambah darah untuk dikonsumsi secara benar dan teratur.
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, dapat meningkatnya pengetahuan remaja putri Kalijaya tentang bagaimana mencegah terjadinya anemia. Selain itu dapat terdeteksinya kasus anemia dan kasus stunting pada remaja putri Desa Kalijaya, dan juga diharapkan dapat meningkatnya cakupan pemberian TTD pada remaja, sehingga dapat terwujud generasi remaja putri yang sehat bebas anemia dan stunting. (psn)