Ribuan Ton Garam Menumpuk
Tengkulak Pasang Harga Rp350 per Kg
CILAMAYA WETAN, RAKA – Akibat harga murah, garam hasil panen di Desa Muarabaru, Kecamatan Cilamaya Wetan, mandek dan mengalami penumpukan hingga ribuan ton.
Penumpukan garam itu terjadi karena para petani enggan menjualnya kepada bakul atau pengepul. Alasannya, harga jual garam yang terlalu murah bahkan dinilai merosot tajam. Atas dasar tersebut, Ketua Kelompok Pemberdayaan Usaha Garam (Pugar) Suhari, meminta agar pemerintah dapat menstabilkan harga garam, jangan hanya mengandalkan impor garam. “Pemerintah bisa cek langsung kualitas garam yang di hasilkan petani Praubosok Desa Muara Baru,” ujarnya.
Ia melanjutkan, masyarakat Desa Muarabaru mayoritas petani garam sejak nenek moyang. Namun baru diketahui oleh pemerintah tahun 2012. Persoalan tengkulak, apabila tidak segera ditanggulangi, penurunan harga garam akan merugikan banyak petani. Apalagi dengan jual garam yang hanya Rp 350 per kg, ditambah jarang ada yang mau beli. “Akibatnya penumpukan pun terjadi hingga tiap-tiap gudang petani,” tuturnya.
Sebenarnya dia pun mewajarkan turunnya harga garam ini, karena berbarengan dengan panen raya. Namun yang dia sayangkan adalah para pengepul atau bakul membeli garamnya terlalu rendah. “Bukan anjlok lagi ini mah, tapi melampaui batas,” ucapnya.
Penumpukan garam hingga ribuan ton ini, dia menduga akibat para tengkulak sekongkol agar tidak membeli garam petani dengan harga diatas Rp350. Penyebab lainnya karena sedang panen raya, jadi banyak garam yang belum terjual. Dan para bakul itu bisa beli dimana saja. Tidak ada standar pembelian garam. “Itumah tergantung kesepakatan para bandar saja. Saya meminta direktur BUMDes untuk membeli garam rakyat ini,” ujarnya.
Sebenarnya, lanjut Suhari, apabila ada kebijakan dari pemerintah kabupaten atau provinsi, yakni dengan menegaskan dan mendorong pihak industri untuk membeli garam lokal. “Seharusnya pemerintah membuat kebijakan agar industri bisa beli garam di petani,” ucapnya.
Ia mengakui jika produksi garam di Praubosok memang bukan sentral, namun ikut andil dalam memperjuangan ketahanan garam nasional. (rok)