Ridwan Saidi Bongkar Sejarah Karawang
BAHAS SEJARAH: Ridwan Saidi memaparkan sejarah Karawang saat seminar beberapa waktu lalu.
KARAWANG, RAKA – Banyak fakta sejarah yang tak banyak di ketahui masyarakat Karawang. Salah satunya mengenai sejarah tentang prasasti, artepak dan manuskrip yang di temukan di Karawang.
Berdasarkan penelitian sejarawan nasional Ridwan Saidi, prasasti-prasarti, artepak dan manuskrip yang ditemukan di Karawang seperti Candi Jiwa di daerah Batujaya dan artepak Cibuaya, merupakan candi yang semuanya menggunakan bahasa Armenia, Samarkand dengan usia 3000 tahun lalu. “Dan semua bangunan baik candi atau undur, semuanya menghadap Yerussalem Palestina,” kata sejarawan nasional Ridwan Saidi dalam seminar sejarah yang dilaksanakan Kamis, (30/1) di Hotel Swiss Bellin Karawang.
Pada fase itu, Armenia atau Samarkand berada di bawah kekuasaan kerajaan Babilonia. Agama yang dianut penduduk sekitar pada waktu itu, ialah agama monotheisme kuno atau tauhid tole. Sejarawan yang akrab disapa Babeh ini juga menuturkan, bahwa kerajaan Taruma Negara adalah kerajaan fiktif dan tidak pernah ada. Lokasinya pun hingga saat ini belum diketahui secara pasti. “Jadi Kerajaan Sunda itu tidak ada kaitanya dengan Taruma Negara,” jelasnya.
Babeh juga menafsirkan, Karawang berasal dari dua kata. Yaitu Kara yang artinya tempat tinggal, dan Wang yang mengandung arti terbuka. Maka tidak heran jika saat ini banyak masyarakat pendatang karena Karawang secara etimologi ialah tempat tinggal yang terbuka. “Jadi Karawang itu tempat tinggal yang terbuka,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, peradaban dan pembangunan Karawang itu dimulai dari Johar. Johar atau Jauhari itu adalah benda yang sangat mahal. Dari Johar itulah kemudian pembangunan Karawang berkembang. “Maka saya senang sampai saat ini Johar masih dipertahankan oleh penduduk Karawang. Karena itu titik pembangunan Karawang,” jelasnya.
Sementara itu, Petrik Matanasi, seorang penulis buku yang juga menjadi pembicara dalam seminar itu menambahkan, bahwa berbicara mengenai Karawang, tak hanya masyarakatnya, beras Karawang juga menjadi bagian dari sejarah dunia. Pada abad 21 India dilanda kelaparan dan pada saat itu, Karawang yang sudah menjadi lumbung beras menawarkan bantuan berasnya untuk India. “Banyak sekali sejarah yang berkaitan dengan Karawang. Berasnya pun menjadi bagian dari sejarah,” ucapnya. (nce)