Rumah, Jalan, Sawah, Terendam di Cilamaya

TERENDAM: Tim SAR menggunakan perahu karet mencari warga yang mau dievakuasi di Cilamaya Wetan, kemarin.
CILAMAYA WETAN, RAKA – Selain Telukjambe Barat, Cikampek dan Rengasdengklok, Kecamatan Cilamaya Wetan juga menjadi wilayah langganan banjir. Pasalnya, kecamatan tersebut dilintasi oleh beberapa sungai yang tanggulnya rapuh. Diantaranya Kali Cilamaya, Kali Tasrip dan Kali Bawah. Akibatnya, setiap hujan dengan intensitas tinggi dan lama, sungai-sungai tersebut meluap, meluber ke pesawahan dan pemukiman. Genangan air juga memutus akses jalan utama warga sehingga menyulitkan mereka untuk beraktivitas.
Terhitung sejak pekan kemarin, dua desa di Kecamatan Cilamaya Wetan sudah merasakan genangan air sebelum ke kecamatan lain. Sementara Senin (8/2) kemarin, sedikitnya ada lima desa merasakan hal yang sama.
Kepala Desa Muara Iyos Rosita menyebut, pihaknya sudah sering melayangkan surat kepada Pemerintah Kabupaten Karawang untuk membenahi tanggul-tanggul kali yang rawan jebol di desanya. Bahkan jauh sebelum musim hujan tahun ini.
Namun, sayangnya tanggul-tanggul itu jebol lagi tak kuat menahan volume air yang dinilai terlalu besar. Sehingga pihaknya terus dipaksa untuk melakukan antisipasi secara manual. Meskipun tak berpengaruh besar, itulah yang bisa dilakukan warganya untuk memperkecil kemungkinan terjadinya banjir. “Pernah dibenahi pakai beko dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), cuma jebol lagi,” ujarnya kepada Radar Karawang.
Sementara, untuk tiga desa lainnya pun merasakan hal yang sama. Dilintasi Kali Cilamaya, warga Desa Tegalwaru, Mekarmaya dan Cilamaya belum bisa tenang, meski Bendung Barugbug masih terpantau belum menunjukan perubahan debit air yang drastis.
Adapun Desa Tegalsari, Cikalong, Rawagempol Wetan dan Rawagempol Kulon, saat ini masyarakatnya terus berjibaku menyelamatkan barang berharga, dan mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman.
Terbaru, akibat luapan Kali Cilamaya, akses jalan Cikalong-Cilamaya, tepatnya di Krasak-Pasar Cilamaya, terputus karena ketinggian air di jalanan umum tersebut mencapai 30 sampai 55 sentimeter.
Pantauan Radar Karawang, akses jalan itu lumpuh beberapa jam akibat genangan air. Sesekali kendaraan roda dua dan empat melintasi jalan tersebut, bahkan beberapa ruko dan lapak di sekitaran Pasar Cilamaya juga nampak sebagian diantaranya tutup.
Sementara itu, Tim BPBD, PMI, anggota TNI dan Polri hingga relawan serta komunitas, terus membantu evakuasi korban banjir ke tempat yang lebih aman hingga Senin pagi.
Kepala Desa Muara Baru Ato Sukanto mengatakan, selain pemukiman dan pesawahan yang nampak seperti lautan, beberapa sarana pendidikan juga ikut tergenang air. “Rumah sudah banyak yang terendam, sawah seperti laut, beberapa sekolah SD juga ada yang kebanjiran,” terangnya.
Sekretaris Desa Mekarmaya Budi mengatakan, akibat luapan Kali Cilamaya, Kedung Asem, Turisari, Pangkalan, Kertasari dan Pangkalan II terkena banjir dengan total hampir seribuan rumah terendam. “Lokasi terparah di Kedung Asem, korban banjir 1.823 jiwa. Untuk sementara, warga dievakuasi ke kantor Nida Al Islam dan Majelis Taklim Nurul Yakin,” ungkap Budi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang Yasin Nasrudin mengatakan, dua bendungan yaitu Cibeet dan Kedung Gede sudah berstatus awas. Untuk itu, ia mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan berharap hujan tidak lagi deras.
Dikatakan Yasin, air di Bendungan Cibeet berasal dari Bogor yang mengaliri Karawang mulai Pangkalan, Tegalwaru, Telukjambe sehingga akhirnya terjadi banjir di Karangligar.
Yasin juga mengatakan, berdasarkan perkiraan BMKG, curah hujan selama dua hari ini sangat tinggi. Sehingga air Citarum juga besar dan arus yang sangat deras dan hampir meluap. Tetapi menurutnya, dengan kondisi arus yang deras tidak membuatnya khawatir, karena air akan terus mengalir sampai ke hilir menuju pantai di Batujaya dan Pakisjaya.
“Kalau ada hujan iya meluap. Sekarang Telukjambe sudah 6 desa yang banjir. Tapi mudah-mudahan tidak meluap, sekarang Citarum kan arusnya kenceng banget jadi tidak khawatir,” ujarnya. (rok/nce)