
radarkarawang.id – Perempuan bergaun merah kerapkali menampakkan diri di sekitar Rumah Susun Sewa ( Rusunawa ) yang berlokasi di Kelurahan Adiarsa Barat, Kecamatan Karawang Barat, Karawang.
Dari kesaksian penghuni, Abah Hendar (63), perempuan itu kadang terlihat oleh warga sedang duduk dibawah pohon, tempat bermain anak-anak. Kadang juga muncul diantara lantai 1 sampai 4 gedung rusunawa, sambil melambaikan tangan.
“Kalo di Rusunawa ini, udah gak aneh lagi soal munculnya perempuan bergaun merah, penghuni maupun warga juga sering melihat,” kata dia, Rabu (30/4).
Abah Hendar, sendiri telah menempati rusunawa ini selama 10 tahun.
Dia bercerita jika dulu, pernah ada sekolah paud di lantai 1 Rusunawa, namun kini tidak beroperasi lagi, karena sempat terjadi kesurupan.
Baca Juga : Dengklok Punya Kampung Moderasi Beragama
Konon katanya sekitar tahun 2010 pernah ada kesurupan massal yang menimpa para pengungsi dari korban banjir.
“Iya itu dulunya paud, cuma sekarang sudah pindah, sejak ada yang kesurupan. Kalo kesurupan massal dulu pas ada pengungsi korban banjir katanya,” ucapnya.
Rusunawa yang dibangun sejak tahun 2005 ini, mulanya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, dulunya bekas makam.
Kondisi bangunan Rusunawa yang sudah memudar catnya itu memiliki 80 kamar. Tapi tidak semua kamar terisi, hanya ada 28 kamar yang berpenghuni dengan total 72 jiwa. Mereka hanya menempati lantai 1 sampai 3 saja.
Tonton Juga : KENDARAAN POLITIK ANIES UNTUK PILPRES 2029
Harga perbulan yang dibanderol setiap kamar bervariatif, kamar di lantai 1 hanya Rp200.000, kamar di lantai 2 Rp150.000, dan lantai 3 Rp135.000.
Harga tersebut hanya untuk uang sewa saja, sedangkan air dan listrik itu gratis. Meski begitu, masih ada penghuni yang menunggak pembayaran sewanya.
Menurut Kepala UPTD Rusunawa Adiarsa, Agung Mokhlisin, sudah lama Rusunawa yang diperuntukkan bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah ini memang sepi peminat.
Selain kesan gedungnya yang angker, juga kondisi kamar yang tidak layak, seperti dilantai 4 banyak hunian yang saat hujan bocor, semua kamar mandinya tidak bisa digunakan menjadi salah satu penyebab sepinya peminat.
“Kamar-kamarnya sudah tidak layak huni, sering bocor,” sebutnya.
Gedung Rusunawa yang juga temboknya sudah mulai mengelupas ini sekalinya ada perbaikan, hanya dilakukan dalam skala kecil saja.
“Pengelolaan dan perbaikan hanya skala kecil saja,” jelasnya.(uty)