Uncategorized

Sahur, Kuli Panggul Hanya Makan Nasi Garam

RENGASDENGKLOK, RAKA – Hidup di Kabupaten Karawang yang berstempel kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara dan lumbung padi Jawa Barat, ternyata tidak seindah stempelnya. Masih banyak warga Karawang yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Edi (43) warga Warudoyong, Rengasdengklok, misalnya. Bekerja sebagai kuli panggul dan pengarit rumput mengaku hanya makan seadanya. Di bulan Ramadan inipun, meski godaan untuk berbuka begitu besar, dia tetap istikomah. “Saking panasnya di tengah sawah, jadi tadi tidur dulu di saung,” jelasnya kepada Radar Karawang, Selasa (7/5).

Ia melanjutkan, pekerjaan sehari-harinya tukang kuli panggul di Pasar Rengasdengklok. Dia mulai bekerja setelah isya sampai subuh, gaji yang diterima Edi setiap hari paling sedikit Rp80 ribu. “Tergantung jumlah mobil yang datang,” ujarnya.

Sementara ngarit rumput adalah pekerjaan sehari-hari yang harus dilakukan mulai dari setelah zuhur sampai pukul 17.00, karena dirinya mengaku memiliki 17 ekor domba yang harus diberi makan. “Dulu memiliki 40 domba namun habis buat biaya pendidikan anak, dan diberi kepada saudara,” katanya.

Edi mengatakan, setiap bulan puasa banyak godaannya mulai dari teman, kemudian cuaca panas juga, pihaknya mengaku akan terus berpuasa walaupun istrinya tidak puasa, karena baginya puasa akan memudahkan rezeki. Edi mengaku sahur pagi tadi hanya dengan ikan asin saja. “Kalau makan udah biasa pakai apa aja, bahkan sering makan pakai garam doang,” pungkasnya. (cr4)

Related Articles

Back to top button