HEADLINE

Saling Klaim Menang,Kandidat Ketua NU Karawang

KARAWANG, RAKA – Pagelaran Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama (Konfercab NU) Karawang 2022 tinggal menghitung hari. Masing-masing bakal calon optimis menduduki kursi ketua NU lima tahun kedepan.
Ketua PCNU Karawang KH Ahmad Ruhyat Hasby atau kerap disapa Kang Uyan, mengaku akan kembali tampil sebagai kontestan di pemilihan ketua NU masa khidmat 2022-2027. Dia mengklaim, optimis menang dalam perhelatan Konfercab tahun ini. “Semua 30 MWC mendukung saya, kecuali yang tidak mau,” katanya, saat ditanya Radar Karawang, Rabu (23/3).
Jika terpilih lagi menjadi ketua NU Karawang, Uyan menegaskan akan terus menjalankan apa yang menjadi arahan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), seperti pengajian rutin, lailatul ijtima, dan bahtsul masail. Uyan juga menyebut di periode selanjutnya akan kembali mengembangkan di bidang ekonomi sebagaimana yang sudah berjalan seperti koperasi di beberapa MWC (Majelis Wakil Cabang). “Kita akan kembangkan lagi di periode saya kedua,” katanya.
Tak cukup di bidang ekonomi. Uyan juga akan terus mengembangkan di bidang kesehatan dan pendidikan. Saat ini dibawah kepemimpinannya, NU Karawang sudah memiliki Yayasan Ma’arif di Kotabaru, dan untuk di bidang kesehatan juga sudah bekerjasama dengan klinik di wilayah Rengasdengklok. “Kedepan kita akan mendirikan Rumah Sakit NU, dan Universitas NU di Karawang,” jelasnya.
Uyan menganggap tidak ada lawan berat dalam perhelatan Konfercab NU tahun ini, karena dia percaya bahwa pengurus MWC sudah dewasa dan tidak pragmatis. Sehingga para peserta Konfercab sudah tahu siapa yang pantas menjadi ketua NU lima tahun kedepan. “Persiapan saya ini melayani tamu atau peserta saja, karena kebetulan saya ini sebagai tuan rumah,” ujarnya.
Figur lainnya yang digadang-gadang maju sebagai calon Ketua NU yaitu Wakil Bendahara Pengurus Wilayah NU Jawa Barat Deden Permana. Ia mengaku sudah mendapat dukungan dari sejumlah MWC, tokoh muda NU, termasuk para kiai sepuh untuk maju sebagai calon ketua ormas Islam yang didirikan K.H Hasyim Asy’ari dalam Konfercab NU Karawang tahun ini. “Bagi saya tidak ada untuk menolak ketika berbicara khidmat ke Nahdlatul Ulama,” jelasnya.
Deden menyebut akan membawa gagasan moderasi jam’iyah untuk PC NU yang kuat dan mandiri melalui program yang dapat berkolaborasi dengan pemerintah daerah maupun swasta. Karena kemandirian itu akan terwujud atas kerjasama dengan pihak lainnya tanpa harus mengikat. “Kedepan PCNU akan dijadikan rumah besar umat, tidak dipolarisasi oleh salah satu partai,” ujarnya.
Deden menegaskan, kedepan MWC akan dijadikan sebagai subjek bukan objek. Artinya pengurus cabang akan terjun langsung ke bawah untuk melihat potensi dan apa yang menjadi kebutuhan pengurus tingkat kecamatan. “Kepengurusan PCNU tahun ini saya tahu betul, maka dari itu saya akan melakukan terobosan-terobosan yang progresif,” ujarnya.
Deden mengaku optimis bakal merebut kursi Ketua NU Karawang periode kedepan dengan dasar telah mengantongi dukungan dari para kiai, dan pemegang mandat atau suara di konfercab tahun ini. “Saya sudah keliling, dan mereka siap memberikan mandat keberpihakannya kepada saya,” imbuhnya.
Deden menambahkan yang dimaksud dengan gagasan moderasi jam’iyah adalah membuat tata kelola struktur organisasi yang modern. Artinya jangan sampai NU ini disebut besar, tapi tidak sesuai fakta di lapangan. Deden mengaku tidak akan membawa NU ke ranah yang membuat marwah organisasi Islam besar ini berada di bawah.
“Saya akan memegang khitah NU, yaitu tidak berafiliasi ke partai politik mana pun,” tegasnya.
Selain Uyan dan Deden, ada dua figur lagi yang meramaikan bursa calon ketua NU, diantaranya H. Endang Sodikin. Ketua Komisi III DPRD Karawang ini mengaku siap untuk merebut kursi ketua PC NU Karawang dalam konfercab tahun ini. Berbagai upaya telah ia lakukan untuk mendapatkan suara dalam konferensi cabang nanti. “Kita akan terus konsolidasi, saya juga sudah bersilaturahmi dengan beberapa MWC sekaligus menampung aspirasi mereka,” katanya.
Jika mendapat dukungan dari mayoritas MWC, Endang mengaku akan mengorbankan jabatannya untuk keluar dari pengurus partai politik. Namun sebaliknya, dia tidak memaksakan untuk maju sebagai calon ketua NU jika tidak ada dukungan dari warga nahdiyin dari ketua MWC. “Kita harus realistis, kita tidak mungkin memaksakan. Tapi ketika ada kesempatan kita bisa fight,” ujarnya.
Endang menyebut akan memperkuat sistem perkaderan NU mulai dari tingkat ranting, majelis wakil cabang, maupun di tingkat cabang sendiri, termasuk lembaga dan badan otonom (Banom) NU. Karena selama ini di beberapa tempat belum ada kantor badan otonom. Kemudian kedepannya organisasi islam yang besar ini harus mampu menjawab tantangan atau persoalan bagaimana syiar atau pengajian di era 4.0. “Konsep saya nanti bagaimana menjawab penguatan sistem ekonomi untuk menopang organisasi, maupun pengurus,” imbuhnya.
Satu lagi kandidat ketua NU yaitu H. Jaenal Arifin, sayangnya pengusaha kontruksi asal Tegalwaru yang juga politisi Partai Demokrat ini belum bisa dikonfirmasi hingga berita ini ditulis. (mra)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button