
Angka Kemiskinan 2020 Naik jadi 8,43 Persen
KARAWANG, RAKA – Angka kemiskinan di Kabupaten Karawang mengalami peningkatan. Pada survei Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 lalu, jumlahnya sebesar 8,43 persen. Sementara berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) jumlah warga miskin sebesar 281.570 keluarga.
Pandemi Covid-19 disinyalir turut mempengaruhi angka kemiskinan di Kabupaten Karawang, menurut survei sosial ekonomi nasional di tahun 2020. Hal tersebut berpengaruh terhadap tingkat pendapatan, pembatasan mobilitas pun mempengaruhi tingkat ekonomi.
Angka kemiskinan di Kabupaten Karawang pada tahun 2020 sebesar 8,43 persen. Data tersebut jauh berbeda dengan data di tahun 2019 yang hanya 7,39 persen. “Kalau untuk data kemiskinan tahun ini belum, tapi di tahun kemarin itu mengalami kenaikan,” ujar Rudi, Koordinator Fungsi Sosial BPS Kabupaten Karawang, Kamis (23/7).
Jika dilihat dari data tingkat provinsi, lanjutnya, angka kemiskinan telah mengalami penurunan sebanyak 0,03 persen saja. Angka kemiskinan memiliki kaitan dengan daya beli masyarakat. Saat pendapatan meningkat, maka daya beli akan meningkat. Selain itu, harga produk pun akan menentukan peningkatan angka kemiskinan. “Kalau saya lihat sekilas tadi dari data yang ada di provinsi angkanya sudah menurun tapi hanya sedikit,” tambahnya.
Dia mengambil contoh seperti seseorang memiliki uang Rp10 ribu dan tinggal di Kabupaten Karawang akan berbeda dengan seseorang yang memiliki uang Rp10 ribu saat berada di Banjarnegara. Garis Kemiskinan Karawang 2020 sebanyak 466.152 per kapita per bulan. “Garis kemiskinan di Karawang kalau tahun kemarin itu 400 ribu lebih,” sambungnya.
Sementara itu, menurut Kepala Seksi Pemberdayaan Sosial Fakir Miskin Dinas Sosial Kabupaten Karawang Arieyanti Syamputri, masyarakat miskin mengalami kenaikan meskipun tidak signifikan. Saat ini data masyarakat miskin menurut Dinsos sebanyak 60.900 yang menerima bantuan sosial tunai (BST). Data tersebut diambil dari sistem (DTKS). “Di Karawang sekarang sudah ada 60.900 masyarakat miskin yang menerima BST,” ungkapnya.
Sementara jika jumlah keseluruhan warga miskin yang tercatat di DTKS, lanjutnya, mencapai 281.570 keluarga. Dinsos melakukan pengecekan data masyarakat miskin. Hal tersebut berfungsi untuk penyaluran bantuan. Selain itu juga merupakan langkah yang telah dilakukan oleh Dinsos. “Upaya kami ya melakukan pendataan dulu, setelah itu akan diberikan bantuan,” pungkasnya. (nad)