Sampah ‘Sahabat’ Warga Kota
KARAWANG, RAKA – Geram melihat warga Karawang kota kurang peka terhadap keberadaan sampah, puluhan remaja yang tergabung dalam Karawang Peduli memunguti sampah di area Stadion Singaperbangsa, Minggu (25/11) kemarin.
Koordinator Pemungut Sampah Karawang Peduli Riki Maulana mengatakan, Pemerintah Kabupaten Karawang belum maksimal menanggulangi sampah. Contohnya, masih sangat jarang ditemui tempat sampah. “Lihat saja di Lapang Karangpawitan. Di sana tidak tersedia tempat sampah,” ujar Riki kepada Radar Karawang.
Ia melanjutkan, anggota Karawang Peduli tidak pernah bosan berkampanye pentingnya menjaga lingkungan. Setiap akhir pekan, mereka pun memilih memunguti sampah dibanding berleha-leha. “Alhamdulillah kita rutin setiap minggu, karena KP (Karangpawitan) ditutup, kita bersihkan halaman stadion,” katanya.
Bukan hanya memunguti sampah, Karawang Peduli juga menghibahkan tong sampah di Lapang Karangpawitan beberapa waktu lalu. “Kita sama yayasan pernah adakan tong sampah, tapi kesininya malah hilang. Kita sampai 20 orang yang terjun ke lapangan, kalau waktu libur pastinya lebih banyak,” kata Riki.
Ketua Perpustakaan Jalanan Keluarga Besar Naga Hitam Jaka Indriana menyampaikan, keberadaan Satuan Tugas (Satgas) Kebersihan harus bisa mengingatkan warga yang membuang sampah sembarangan. “Saya menilai dari sudut pengunjung. Mereka mungkin beranggapan nanti juga ada petugas yang membersihkan sampahnya, sehingga seenaknya membuang sampah di sembarang tempat,” ucapnya.
Jaka optimis warga Karawang akan malu dan risih jika diperingatkan petugas kebersihan ketimbang Satpol PP. Apalagi kalau petugas perempuan, biasanya lebih cerewet. “Masakan tidak malu sih diomel-omeli di depan umum. Saya yakin, minggu besoknya pengunjung itu tidak akan berani lagi membuang sampah di sekitar taman,” tandas Jaka.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang Wawan Setiawan mengatakan, setiap hari sampah yang dibuang masyarakat 920 ton. Sedangkan 400 ton diantaranya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Jalupang, Kecamatan Kotabaru. Sementara 500 ton lagi teronggok di got-got dan saluran air serta pasar tradisional, dan sisanya 20 ton berserakan di lingkungan pemukiman. “Teorinya, setiap orang menghasilkan sampah 0,4 kilogram per hari, jika dikalikan jumlah warga di lingkungan bersangkutan, maka kubikasi sampah yang diproduksi dalam sehari sudah bisa dihitung banyaknya,” ucap Wawan.
Bahkan sudah bisa diperkirakan, dari sampah yang dihasilkan tersebut jika dirata-ratakan jumlah masyarakatnya, bisa mencapai kisaran 20 ton sehari sampah yang diproduksi masyarakat. “Sebanyak 20 ton sampah merupakan sampah rumah tangga, 500 ton lainnya tersebar di got-got pasar tradisional. dan hanya 400 ton yang bisa terangkut ke Jalupang,” ucap Wawan. (apk)