GERBANG SEKOLAH

Santri Minnatul Huda Dilatih Bertani

BELAJAR BERTANI: Santri Minnatul Huda diajari bertani.

PURWAKARTA,RAKA – santri di Pondok Pesantren Minnatul Huda di Kampung Cibogopentas, Desa Cibogohilir, Kecamatan Plered, tidak hanya menuntut ilmu agama dan mengaji saja, melainkan mereka juga dibina dengan kemampuan di sektor pertanian atau agrobisnis.

Ketua Pendidikan Yayasan Minnatul Huda, Nizar Maulana Malik mengatakan, tujuan pengembangan pertanian adalah untuk kemandirian ekonomi pesantren dengan memanfaatkan lahan kosong ditanami berbagai jenis benih sayuran, seperti jagung, cabai hijau besar, juga melon pujisawa dan intanon. “Khusus penanaman melon pujisawa dan intanon menggunakan sistem hidroponik media tanpa tanah diganti dengan kokopid dan skam melalui metode green house. Pengembangan pertanian ini di lahan seluas 8.000 meter,” ujarnya, baru-baru ini.

Ia mengaku teknis penyiraman dan pemupukan sayuran tidak manual melainkan menggunakan sebuah alat yang terintegrasi pada satu pohon dengan pohon lainnya. Hal itu, dilakukan untuk memudahkan dan menekan biaya produksi, sehingga produk yang dihasilkan dapat memiliki nilai keunggulan kompetitif. “Jadi para santri tidak terlalu cape dalam mengurus perkebunan ini,” katanya.

Adapun hasil panen dari pertanian ini selain untuk memenuhi kebutuhan para santri, juga dijual dan hasilnya untuk pengembangan saran dan prasaran pondok pesantren. “Pemasarannya melalui media sosial. Saat ini kami jual dalam maupun luar kota. Kalau melon kami jual ke Pondok Pesantren Al Ittifaq di Bandung kemudian dikirim ke Belanda,” terangnya.

Adapun omzet yang dihasilkan khusus untuk cabai besar Rp60 juta dengan keuntungan Rp50 juta per musim empat sampai kali panen. “Paling besar memang cabai, karena paling banyak tanam cabai,” ujar pria akrab disapa kang Nizar itu.

Meskipun saat ini sudah dikatakan sukses sebagai Unit Usaha Agribisnis, namun Pondok Pesantren Minnatul Huda tidaklah diraih dalam waktu singkat. Ada beberapa proses yang ditempuh hingga akhirnya berada dalam titik saat ini. Kang Nizar bercerita, pengembangkan sektor pertanian dimulai pada 2015 diawali tanam sayuran jenis kangkung. Kemudian, jagung dan cabai besar yang luasan lahannya terus bertambah hingga mencoba bercocok tanam metode green house. “Sebelum dijual ke luar, awalnya dijual ke koperasi pondok pesantren, untuk memenuhi makan para santri di sini, jadi tidak usah beli keluar,” ujarnya.

Ia berkomitmen agrobisnis ini akan terus dilakukan agar para santri memiliki ilmu cara bertani, untuk bekal ketika kembali ke kampung halamannya masing-masing. “Sebetulnya para santri di pondok pesantren ini juga diarahkan sesuai minat dan kemampuan yang dimiliki. Kalau komputer kita arahkan, suka berternak jug kita arahkan,” kata dia.
Diketahui, Pondok Pesantren Minnatul Huda juga menyediakan pendidikan formal, seperti SD, SMP dan SMK berbagai jurusan di antaranya TKJ, Akuntansi dan Agrobisnis. “Mondok sambil sekolah ada, fokus mondok saja juga ada,” pungkasnya. (gan)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button