Pasar Cilamaya Dibongkar
CILAMAYA WETAN, RAKA – Masa pengosongan kios lama Pasar Cilamaya berakhir. Para pedagang existing secara bertahap sudah nampak mengangkut barang-barang jualan, dan material limbah bekas yang masih layak dipindah ke lokasi pasar sementara yang disediakan pengembang PT Barokah Putra Delapan (BPD). Namun, sebagian pedagang lain tidak sedikit juga memilih lokasi yang dibuat sejumlah pihak di luar pengembang, di lokasi tak jauh dari pasar sementara.
Seorang pedagang, Ajiz mengatakan, pedagang existing termasuk istrinya sudah pindah dari lokasi pasar lama, karena batas akhir pengosongannya sampai 20 November. “Tapi ada sebagian pedagang yang menempati lokasi lain di luar lahan yang disediakan pengembang, dengan sistem kontrak,” ungkapnya kepada Radar Karawang, kemarin.
Ia melanjutkan, perpindahan dari lokasi lama terus berangsur selama semingguan ini, mengingat ada beberapa pedagang yang baru membenahi lokasi lapaknya di pasar sementara. “Iya, saya sedang benahi lapak tempat lokasi nanti berdagang tiga tahun kedepan. Sementara yang lain sudah ada yang pindah dan mengosongkan lapak yang lama,” katanya.
Pedagang buah Pasar Cilamaya, Asep mengatakan, dirinya memiliki 12 kios di pasar lama. Sangat tidak memungkinkan jika harus menempati lapak-lapak yang disediakan pengembang Pasar Cilamaya, yang menurutnya sempit untuk menampung buah-buahan yang butuh lahan agak luas. Sehingga dia memilih ngontrak di lahan depan minimarket arah Blanakan, yang luasnya belasan meter dengan harga Rp30 jutaan per tahun. Ini dibayarkan kepada pemilik lahan di luar pengembang PT Barokah Putra Delapan, karena dirinya tidak mau membayar booking fee dengan sistem kredit tanpa toleransi dalam waktu dekat ini. “Saya lebih memilih mengontrak lahan saja selama tiga tahun untuk berdagang. Sebab akhir-akhir ini sepi pembeli, sehingga tidak memungkinkan menempati TPS yang disediakan pengembang dengan sistem booking fee,” katanya.
Diakui Asep, situasi pedagang menjelang relokasi ini sedang ramai, sebab banyak tempat, lahan dan bangunan yang menjamur di luar PT Barokah Putra Delapan (BPD). Di satu sisi menyulitkan pembeli, karena lokasi pedagang jadi terpisah- pisah. Di lain sisi, tempat penampungan sementara yang disediakan PT BPD, tidak memungkinkan semua pedagang masuk karena alasan biaya. “Akibatnya lapan yang disediakan pengembang, maupun yang oleh swasta (lahan pribadi yang dikontrakkan), ujung-ujungnya banyak juga yang tidak terisi,” ujarnya.
Ketua Koperasi Pedagang Pasar Cilamaya Andy AY mengatakan, 80 persen lebih TPS yang disediakan pengembang sudah terisi, setelah pedagang mulai bertahap pindah dari lokasi pasar lama. “Saat ini, pasar di lokasi existing sudah cenderung sepi, karena pedagang sudah banyak yang berpindah,” tuturnya.
Disinggung banyaknya lahan TPS dadakan yang menjamur, Andy AY tidak menampiknya. Kondisi ini tentu membuat jarak antarpedagang berjauhan. “Ada yang di TPS pengembang, ada pula yang di TPS sewa kontrak lahan orang di beberapa lokasi,” katanya.
Tim Marketing PT Barokah Putra Delapan Karno Sudarmo sebelumnya mengatakan, tanggal 6 sampai 20 November adalah masa pengosongan, dan masa pemindahan diberikan waktu sejak tanggal 13 sampai 30 November. Pedagang yang existing sudah 90 persen masuk ke TPS pengembang, yang totalnya sebanyak 347 kios di Blok A, Blok B, dan Blok C. Diakui Mantan Ketua Ikatan Pedagang Pasar Cilamaya, ini tidak sedikit spekulan marketing yang membuat TPS di luar pengembang. “Tapi itu adalah haknya, mau di TPS pengembang atau TPS di luar dengan sistem sewa, kalaupun ada kekurangan luas lapak yang disediakan pengembang yang hanya 2×2 meter, namanya juga tempat sementara, tidak mungkin memenuhi sempurna semua keinginan,” katanya. (rud)