Uncategorized

SATU JENAZAH BERHASIL DIKETAHUI IDENTITAS

KARAWANG, RAKA – Perkembangan dari hasil olah TKP kecelakaan ruas tol Japek km 58

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Jules Abraham Abast menyampaikan dari hasil olah TKP kecelakaan yang terjadi di ruas tol Jakarta Cikampek kilometer 58 telah menerima 14 kantong jenazah. Penyelidikan ini melibatkan 39 orang tim DVI yang terdiri dari dokter spesialis forensik, ahli otidentologi forensik, dokter umum, petugas paramedik dan petugas non paramedik. Selanjutnya tim DVI pun telah mendirikan pos antimortem serta pos mortem bagi keluarga korban.

“Pertama dari lokasi kecelakaan kilometer 58 atau TKP tim DVI Polri menerima sebanyak 14 kantong jenazah kemudian tim DVI Polri membentuk posko DVI. Tim DVI berjumlah kurang lebih 39 orang, terdiri dari 11 dokter spesialis forensik, 2 ahli otidentologi forensik, 7 dokter umum, 11 petugas paramedik, 13 petugas non paramedik. Tim DVI mendirikan pos antimortem dan pos mortem,” ujarnya Selasa (9/4).

Ia menjelaskan pos antimortem akan bertugas menerima informasi ciri-ciri korban, sedangkan untuk pos mortem akan melakukan proses identifikasi jenazah dan mengamankan properti yang melekat di jenazah. Sejauh ini hanya 1 jenazah yang berhasil diketahui identitasnya. Jenazah tersebut berjenis kelamin perempuan, usia 22 tahun dan berasal dari Kabupaten Bogor.

“Pos antimortem bertugas menerima informasi atau data ciri-ciri korban dari keluarga sedangkan pos mortem mengidentifikasi jenazah dan mengamankan properti serta label. Dari hasil identifikasi yang dilakukan oleh tim DVI, telah berhasil terindentifikasi sebanyak 12 jenazah dengan jenis kelamin 7 laki-laki dan 5 perempuan. Sampai dengan saat ini dari hasil identifikasi, satu jenazah yaitu atas nama Najwa Devira jenis kelamin perempuan umurnya 22 tahun alamat Kabupaten Bogor. Jenazah korban teridentifikasi berdasarkan data primer gigi,” tambahnya

Upaya lain yang telah dilakukan oleh kepolisian berupa menyiapkan penginapan, transportasi, konsumsi dan mendirikan pos bagi keluarga korban. Tidak hanya itu dibentuk pola group di sebuah aplikasi untuk pihak keluarga korban.

“Upaya yang telah dilakukan yaitu mempersiapkan penginapan untuk keluarga korban di salah satu hotel beserta konsumsi, kemudian membuat pos pelayanan keluarga korban baik di RSUD Karawang dan di hotel. Kemudian mempersiapkan sarana transportasi untuk memfasilitasi keluarga dari hotel menuju RSUD Karawang. Polres Karawang juga menyiapkan personil untuk memberikan Konselling kepada pihak keluarga, membuat WhatsApp group keluarga korban dengan pihak Polres Karawang sebagai sarana komunikasi,” imbuhnya

Semua jenazah korban akan diantarkan hingga rumah duka menggunakan mobil jenazah yang disediakan oleh perintah Provinsi Jawa Barat. Keluarga korban juga akan mendapatkan bantuan santunan secara langsung

“Akan diserahkan jenazah yang telah teridentifikasi kepada keluarga korban kepada pihak kami dari tim DVI. Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menyiapkan dan memfasilitasi mobil jenazah untuk korban yang telah teridentifikasi sampai ke rumah duka. Akan ada pemberian santunan secara langsung dari pihak keluarga dari PT. Jasa Raharja,” jelasnya.

Keluarga yang telah melakukan pemeriksaan antemortem ada sebanyak 11 dari 12 jenazah. Data ini berkaitan dengan kondisi korban sebelum meninggal dunia. Informasi dapat diperoleh dari keluarga dekat dan kerabat korban.

“Kami membuka posko antemortem dan pos mortem, untuk antemortem yang sudah datang ada 11 keluarga korban dari 12 jenazah yang ada. Kemudian kita ambil data antemortem, data informasi terkait kondisi korban sebelum meninggal dunia. Kami sangat butuhkan dari masyarakat atau keluarga terdekat seperti bekas luka, tahu lalat, benjolan, menggunakan properti seperti anting dan gelang. Kami hadirkan dari Ciamis, Bogor agar memberikan informasi secara lengkap tentang kondisi terakhir korban,” paparnya.

Kepala Bidang Dokkes Jawa Barat, Kombes Pol dr. Nariyana mengungkapkan kondisi jenazah mengalami luka bakar sebesar 90 hingga 100 persen. Meski begitu masih ada 2 jenazah yang kondisi wajah tidak mengalami hangus, namun jenazah ini mengalami benturan yang mengakibatkan perubahan bentuk wajah. Pemeriksaan jenazah tetap dilakukan secara menyeluruh.

“Memang masih ada 1 jenazah yang sudah berkoordinasi dengan Kapolres dan sedang di dalami dari informasi keluarga yang ada ataupun informasi dari supir. Jadi ada 11 yang mengaku sebagai keluarga dari jenazah. Terkait kondisi jenazah luka bakar 90 sampai 100 persen kondisinya hangus memang masih ada yang satu atau dua yang wajahnya masih bisa dikenali namun ada benturan yang menyebabkan wajah berubah bentuk. Pertama kami melakukan pemeriksaan korban secara utuh,” ungkapnya.

Pemeriksaan juga akan dilakukan melalui properti yang digunakan oleh korban. Saat di TKP juga ditemukan 2 kantong yang berisi barang dari korban. Barang ini akan membantu mendapatkan data korban.

“Kemudian kita periksa juga properti yang menempel pada jenazah. Kita dapatkan KTP, kalung, ikat pinggang, bekas atau baju yang terbakar. Kami menerima 2 kantong jenazah yang isinya barang bawaan dari korban, itu terlempar dari dalam mobil diamankan oleh petugas olah TKP. Kita lakukan identifikasi barang tersebut dan itu sangat menunjang informasi terkait hubungannya dengan korban,” jelasnya.

Keluarga korban telah diambil mlukosa dari dalam mulut dengan menggunakan kapas. Terdapat salah satu ayah korban yang telah berusia rentan dan berada di Kuningan, maka kepolisian melakukan pemeriksaan dengan mendatangi rumah keluarga korban secara langsung. Kemudian mlukosa tersebut dibawa ke laboratorium DNA Polri untuk dilakukan pemeriksaan.

“Kemudian terkait kondisi jenazah yang sudah luka terbakar, langkah yang sudah kita lakukan adalah mengambil sampling DNA keluarga korban. Kita lakukan dari mlukosa di mulut bagian belakang dengan menggunakan kapas. Alhamdulillah keluarga secara sadar mau dilakukan termasuk keluarga yang tidak dapat hadir secara langsung, maka kami lakukan pengambilan sampling misalkan keluarga korban berada di Kuningan dan tidak dapat hadir karena sudah sepuh maka kami lakukan sampling di lokasi secara langsung,” pungkasnya.

Sampling DNA telah dikirimkan ke laboratorium saat pagi hari. Kemudian hasil akan diperoleh setelah 3 hari. Ia menjelaskan waktu pemeriksaan dipercepat.

“Kita ambil sampling DNA jenazah dari berbagai organ, tulang, gigi, jaringan. Kita sudah lakukan pengiriman ke lab DNA Polri untuk 12 jenazah saat tadi pagi dan sudah dilakukan pemeriksaan secara langsung. Dalam waktu biasanya butuh 7 hari tapi ini akan dipercepat menjadi 3 hari sudah diketahui hasilnya,” tutupnya. (nad)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button