Sawah Kebanjiran Petani Tenang-tenang Saja
PANGKALAN, RAKA – Belum ditaksir jumlah kerugiannya tetapi petani jelas merugi setelah tanaman padinya mati lantaran terendam banjir. Luas totalnya juga belum pasti namun berdasarkan data mencapai kisaran 80 hektare.
“Sekitar 80 hektare kurang lebih luasnya sawah petani yang ikut terendam banjir, terutama paling parah di Kampung Kereteg, Desa Tamanmekar. Di lokasi itu sekitar 37 petani menyatakan sawahnya terendam,” ucap Surdi Susanto, petugas Penyuluh Lapangan Pertanian (PPL) Balai Penyuluhan dan Pertanian Kecamatan Pangkalan, Kamis (6/12).
Surdi mengatakan banjir itu akibatkan meluapnya Sungai Cibeet akibat tingginya intensitas hujan. Sehingga menenggelamkan tanaman padi yang baru berusia 17 hari. “Untuk memastikan apakah tanaman padinya semua mati nanti saya akan lakukan pengecekan,” ucap Surdi seraya mengatakan untungnya puluhan petani yang sawahnya terendam sudah menjadi terdaftar asuransi petani.
Hal senada dikatakan Ketua Kelompok Tani Sugih Mukti, Desa Mulangsari, H. Nacep (61), dilokasinya juga terdampak luapan sungai Cibeet. Sekitar 20 hektare terkena dampak dan terendam air sungai itu. Dia menjelaskan terutama di Blok 2 sekitar 20 hektar ikut terendam banjir padahal tanaman padinya baru berusia 12 hari. “Saya sudah melaporkannya ke Balai Penyuluhan Pertanian dan Peternakan guna mendapatkan arahan. Sejauh ini kami juga belum mendapatkan data yang lain terkait meluapnya sungai Cibeet,” katanya.
Saat menyinggung persoalan meluap sungai Cibeet dan terendamnya puluhan hektare sawah di wilayah kecamatan Pangkalan, Kepala Unit Pelaksanaan Teknik (UPTD) Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pangkalan H. Amang menyebutkan, total laporan dari wilayah terdampak sekitar 80 hektar. Ada dua wilayah yang terdampak, seperti di wilayah Desa Tamanmekar dan Mulangsari.
“Laporannya sudah kami terima, dan kami juga tidak bisa berbuat banyak karena itu bencana alam. Hanya saja petani yang terdampak, beruntung sudah terdaftar di asuransi pertanian sehingga jika dilakukan verifikasi dan kenyataannya merugi, maka petani berhak mendapatkan asuransi dan penggantian,” terangnya.
Rasan (47) petani terdampak banjir asal Kampung Kereteg mengatakan sebelumnya sawahnya baru saja disemai pupuk. Dirinya pun tidak menyangka jika sungai Cibeet akan meluap dan menggenangi sawahnya. Tetapi untungnya dia sudah terdaftar menjadi anggota asuransi petani. “Saya sih tenang-tenang saja, soalnya sudah jadi jadi peserta asuransi petani,” katanya. (yfn)