Sebelas Orang Tinggal di Rumah Reyot
BUTUH BANTUAN: Amud (kiri) bersama istri dan anak-anaknya di bale depan rumah, Dusun Karajan C, Desa Jayakerta, Kecamatan Jayakerta.
JAYAKERTA, RAKA – Hidup di bawah garis kemiskinan, rumah reyot, berdiri di tanah orang lain, dan harus menghidupi seorang istri dan tujuh orang anak. Alhasil, Amud (45) warga Dusun Karajan C, Desa Jayakerta, Kecamatan Jayakerta, harus bekerja ekstra keras.
Dia mengatakan, rumahnya dihuni oleh sebelas orang, bahkan dirinya pun harus tidur di bale depan rumahnya karena kondisi rumah yang sempit.
“Jadi lamun sare teh kos cue, ngalamapar di handap, (kalau tidur itu kaya ikan cue numpuk, berjejer di lantai),” jelasnya kepada Radar Karawang.
Ia melanjutkan, kesehariannya menjadi kuli ngarit rumput untuk makan domba milik orang lain. Pengasilan yang didapat setiap hari hanya Rp20ribu, itu pun buat beli beras dan jajan anak-anaknya.
Amud menuturkan, sampai saat ini belum ada pemerintah yang mengunjungi rumahnya, padahal rumah yang ditempati Amud sudah tidak layak huni. Dirinya hanya pasrah dengan kehidupan yang menimpanya, walaupun harus mengurus anak-anaknya yang masih kecil.
“Putra aya tujuh, anu tos nikah dua. Anu sakola aya tilu, anu teu acan aya dua (anak ada tujuh, yang sudah nikah dua, yang masih sekolah tiga, dan yang belum sekolah dua),” katanya.
Badriyah (50) tetangga Amud mengakui kehidupan Amud di bawah garis kemiskinan. Amud hanya seorang tukang ngarit dan istrinya tukang kuli cuci, bahkan harus mengurus anak-anaknya. Makanya dia sangat mengharapkan bantuan pemerintah. “Saya sangat berterima kasih kalau ada yang ngasih bantuan. Apalagi kalau ada yang mau membedah rumah,” pungkasnya. (mra)