Sebelas Peternak Ikan Babak Belur

TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Kemarau tidak hanya membuat gelisah para petani, tapi juga pembudidaya ikan karena air kolam mengalami penyusutan.
Cecep (32) pengusaha ikan air tawar di Kampung Bakansamo, Desa Wanakerta, Kecamatan Telukjambe Barat, mengeluhkan pasokan air akibat kemarau.
“Sudah satu bulan kami kesulitan air, jadinya kolam pun kering. Praktis kami panen ikan lebih awal daripada merugi,” terangnya kepada Radar Karawang, Senin (15/7).
Dia tidak bisa memastikan, berapa banyak penurunan produksi ikan yang terjadi selama musim kemarau ini. Namun dia menyebut, sejak awal musim kemarau, produksi ikan air tawar di wilayahnya diperkirakan turun sebanyak 50 persen.
Hal senada diutarakan Bohri. Akibat musim kemarau yang berlangsung cukup panjang, banyak kolam-kolam ikan dibiarkan kering karena tidak ada pasokan air.
Menurut dia, perubahan suhu udara dari siang ke malam yang cukup dratis membuat ikan mudah sakit. “Sekarang lebih sulit mendapat air, karena pasokan air dari sungai bawah tanah sepertinya ikut menyusut,” jelasnya.
Pardian, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Telukjambe Barat mengatakan, penyusutan Sungai Cibeet membawa dampak bukan saja pertanian tapi bagi peternak ikan juga.
Ia menyebut sekitar 11 pelaku ikan tawar empang mengalami kesulitan karena tidak ada pasokan air. “Untuk wilayah desa lain di Kecamatan Telukjambe Barat masih aman. Hanya di Desa Wanakerta saja,” tutupnya. (yfn)