Uncategorized

Sebulan, 50 Mahasiswa Unsika Lupa Cabut Kunci Motor

SERAH TERIMA MOTOR: Satpam Unsika memeriksa STNK sebelum menyerahkan motor yang kuncinya tertinggal di tempat parkir.

TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Mahasiswa sebaiknya lebih berhati-hati saat membawa kendaraan ke kampus, jangan sampai teledor saat memarkirkan kendaraan.

Mereka mesti sadar bahwa kampus adalah tempat yang selalu ramai dikunjungi orang, bukan hanya dari kalangan civitas kampus, melainkan juga pihak luar atau bahkan orang-orang yang sengaja datang untuk berniat buruk. Kalau mereka teledor menjaga kendaraannya sendiri, mereka juga yang akan menanggung sendiri akibatnya. Misalnya kendaraan hilang dicuri orang.

Salah satu keteledoran mahasiswa adalah membiarkan kunci sepeda motornya menggantung begitu saja saat memarkirkan kendaraan. Seperti yang dialami oleh Nabil Djafar Sidik (21) mahasiswa semester 7 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika). Ia menceritakan, datang ke kampus pukul 14.30. Saat memarkirkan motornya, dia lupa mencabut kunci setelah mengambil tasnya di dalam jok. Untungnya hal itu diketahui oleh satpam kampus, yang langsung mengamankan kendaraan tersebut. Dua jam kemudian, Nabil baru mendatangi satpam menanyakan sepeda motornya. “Ya bersyukur masih ada yang peduli ngamanin kunci motor sekaligus motornya,” ungkapnya kepada Radar Karawang, Jumat (6/12).

Ia mengaku baru satu kali teledor seperti itu. Menurutnya mahasiswa yang membawa motor memang harus lebih perhatian terhadap kendaraannya. Kalau misalkan sampai hilang karena kunci ketinggalan di kendaraan, itu merupakan tanggung jawab pemilik. “Kalau hilang tapi kunci ada di pemilik, ya kita juga gimana ya, satpam juga gak bisa disalahin. Tapi ya gimana, tanggung jawab satpam juga,” tambahnya.

Jumadi (36) satpam Unsika mengatakan, salah satu tugas satpam adalah mengamankan kendaraan yang terparkir di kampus. Caranya adalah dengan berkeliling memastikan tidak ada kunci motor yang tertinggal. Pengamanan juga dilakukan dengan memeriksa kunci kendaraan setiap motor yang hendak keluar dari kampus. Jika mencurigakan, akan diperiksa STNK sebagai bukti kepemilikan. “Balik lagi ke mahasiswanya, masalah kunci ini kita sudah kasih tahu tetap saja diulangi lagi. iBngung juga gimana biar mereka gak teledor,” ujarnya yang telah lima tahun menjadi satpam di Unsika.

Satpam lainnya, Enja (33) yang sudah bertugas selama 9 tahun di Unsika menceritakan, tanggung jawab mereka yang paling besar adalah menjaga semua aset kampus yang merupakan aset negara. Di Unsika, terdapat 30 satpam yang dibagi dalam 3 shift. Masing-masing shift berjaga selama 8 jam setiap harinya. Ia bersyukur dalam setahun ini tidak ada kasus aset kampus yang hilang, atau kendaraan yang dicuri. “Kalau mahasiswa kehilangan laptop ada, tapi gak di motor atau ruangan kelas. Kebanyakan di masjid, mungkin yang ngambilnya itu bukan niat ibadah tapi mencuri,” tuturnya.

Ia bercerita mengenai keteledoran mahasiswa yang lupa mencabut kunci kendaraan, sudah terjadi lebih dari 50 kali dalam sebulan. Beruntung semua bisa diamankan. Keteledoran mahasiswa bukan saja lupa mencabut kunci, tapi juga lupa mengembalikan kartu parkir yang salah satu kegunaannya untuk memastikan keabsahan kepemilikan kendaraan. Dikatakannya, tahun lalu pihak kampus sempat mengeluarkan 5000 kartu parkir, namun dalam waktu seminggu hanya tersisa 2000 kartu parkir. “Kita dengan personel segini cuma mata dua, tangan dua. Soal helm juga saya sudah sering ingatkan pada mahasiswa jangan disimpan di atas jok atau spion, kalau helm bagus simpan atau kaitkan di bawah jok, dikunci joknya,” pesannya. (cr5)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button