Sekolah Harus Bebas Sampah
BERBINCANG : Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika berbincang dengan siswa soal penangannan sampah.
PURWAKARTA, RAKA – Agenda Sambung Rasa, Desa Walagri, Sekolah Berseka, Adab Nyampah menjadi salah satu upaya Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta untuk memperkuat pendidikan berbasis lingkungan hidup.
Acara sosialisasi pengurangan sampah plastik tersebut diikuti ratusan pelajar serta dan guru di Kabupaten Purwakarta. Digelar di Bale Yudhistira, Komplek Pemkab Purwakarta, Senin (10/2).
Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta, Purwanto mengatakan, kegiatan ini bagian dari peningkatan dalam memahami lingkungan. Salah satunya mengurangi sampah plastik baik di sekolah ataupun lingkungan masyarakat. “Kita diawali dengan MPLS, hingga beberapa sekolah sudah kita canangkan untuk bersih dari sampah plastik,” ujarnya.
Untuk menyediakan makanan dan minuman untuk tamu, pihak Disdik Purwakarta sudah tidak menggunakan botol kemasan maupun bungkus makanan dari plastik. “Kita larang adanya botol kemasan, saya instruksikan pegawai membawa tumbler dari rumah, serta makanan tidak ada yang berbungkus plastik,” jelasnya.
Sementara, Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika dalam sambutannya mengatakan, ke depan pengurangan sampah plastik di Purwakarta jangan hanya jadi wacana tetapi harus terus menjadi gerakan termasuk pengelolaan sampah hingga tingkat desa. “Harus terus jadi gerakan, bahkan desa harus miliki pengelolaan sampah sendiri,” kata Anne.
Tak hanya itu, untuk memotivasi para siswa terutama generasi muda, Disdik menghadirkan Nina salah seorang aktivis lingkungan muda asal Gresik, yang memberanikan menulis surat kepada Donald Trump, Kanselir Jerman, PM Australia terkait impor sampah.
Siswi kelas 7 SMPN di Gresik tersebut memotivasi para siswa terkait hak-hak anak untuk mendapatkan lingkungan yang sehat. “Kita harus berani menyuarakan, manfaatkan media sosial, bukan memanfaatkan tiktok atau IG untuk selfie tapi kampanyekan lingkungan sehat,” katanya.
Gadis yang bernama asli Aeshninna Azzahra itu menceritakan alasan dibalik menulis surat terkait impor sampah. Yaitu keresahannya karena wilayah desanya disesaki oleh sampah-sampah impor yang digunakan untuk biji plastik dan kertas, sedangkan sisanya dijadikan bahan bakar oleh pabrik tahu. “Dampaknya sudah mengkhawatirkan termasuk kepada ikan-ikan di sungai Brantas termasuk kesehatan warga,” tutur gadis yang bercita-cita memiliki organisasi perlindungan satwa liar tersebut.
Selain Nina, juga turut hadir Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi, tidak beda dengan Nina, pihaknya meminta agar siswa bisa menjadi generasi milenial yang mampu mengkampanyekan lingkungan secara massif. (gan)