Sekolah Keluarkan Siswa Penusuk Kakek Suyono
Disdik Sebut Pendidikan Omong Kosong

PURWAKARTA, RAKA – Percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh dua pelajar SMP yakni ALH (14) dan RAW (13) terhadap seorang kakek pada Minggu (27/4) kemarin, mengguncang dunia pendidikan Purwakarta.
Diketahui, kakek Suyono (69) ditemukan dalam kondisi penuh luka tusuk dan bersimbah darah di dalam warung miliknya, di Perumahan Ciganea Indah, Desa Mekargalih, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. Suyono dianiaya oleh sang cucu yakni ALH bersama temannya RAW.
Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta, Purwanto, angkat bicara perihal peristiwa tersebut. Pihak sekolah kini telah mengambil langkah tegas dengan mengeluarkan kedua pelajar tersebut.
Baca Juga : Sejumlah Kendaraan Parkir 50 Meter dari Terminal Klari
“Sekolah sudah tidak sanggup lagi. Kami akan kembalikan ke orang tuanya. Hak pendidikan mereka masih akan kami bantu arahkan,” ujar Purwanto, Selasa (29/4).
Ia turut prihatin dengan peristiwa yang telah terjadi. Menurutnya kasus ini telah di luar nalar. Pasalnya, anak kelas 7 dan kelas 9 melakukan hal yang seharusnya tak terbayangkan.
Purwanto pun menyoroti lemahnya pengawasan keluarga dan minimnya dukungan lingkungan.
Tonton Juga : WANITA TERKAYA DI INDONESIA
“Kami sudah dalami kasus ini. ALH sudah tidak punya ibu, ayahnya pun pisah. Sekarang diasuh kakek dan neneknya, tapi bagaimana dia bisa sampai berbuat seperti itu,” ungkapnya.
Sekolah, kata dia, sudah menerapkan berbagai aturan tegas, larangan membawa motor, larangan pulang larut malam, bahkan pembatasan penggunaan HP. Tapi aturan itu kerap diabaikan, bahkan oleh orang tua sendiri.
“Anak ini sering nongkrong bawa motor malam-malam. Masyarakat diam, enggak ada yang menegur, orang tua pun tetap kasih motor dan HP. Kita ini seperti melawan arus,” ucapnya.
Ia menilai bahwa pola seperti ini tidak bisa dilanjutkan. Tanpa dukungan keluarga dan masyarakat, pendidikan jadi omong kosong.
Dari hasil penelusuran, kata Purwanto, kedua siswa tersebut sudah beberapa kali mendapat teguran dari sekolah atas perilaku bermasalah mereka. Kini pihak sekolah memutuskan langkah tegas, mengeluarkan kedua siswa dari sekolah.
Lebih jauh, ia menyebut kasus ini sebagai potret sistem pendidikan yang tak didukung lingkungan sekitar.
“Kalau orang tua dan masyarakat tidak ikut mendidik, maka sekolah tidak punya daya. Kita perlu sinergi, bukan sekadar seremonial,” katanya.
Diketahui sebelumnya, ALH dan RAW diduga melakukan penganiyaan terhadap kakek Suyono lantaran kesal sering dimarahi.
Suyono kini dalam kondisi kritis di RSUD Bayu Asih Purwakarta usai mendapatkan sejumlah luka tusuk dari penganiayaan yang dilakukan oleh ALH dan RAW.
Sementara untuk ALH dan RAW sudah berhasil diamankan oleh pihak kepolisian tak lama dari kejadian. Polisi pun masih memeriksa kedua anak berhadapan dengan hukum tersebut. (yat)