Sembilan Kampung Terisolir
PURWAKARTA, RAKA – Hingar bingar pembangunan Kabupaten Purwakarta ternyata belum merata. Masih ada perkampungan di kabupaten berciri khas patung itu yang belum terjamah perbaikan infrastruktur. Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, misalnya.
Pembangunan desa seluas 1833,35 hektare, berpenduduk sekitar 7.065 jiwa, itu terbilang cukup lambat. Pasalnya, masih banyak kampung di Desa Panyindangan terisolir karena buruknya akses jalan. Yaitu Kampung Pasirlantung, Juntikerak, Tegalmalaka, Leuwibolang, Panyidangan Tegal Bihbul, Hegarmanah, Batu Ngerong, Hegarmanah dan Kampung Palinggihan.
Kesal lantaran sudah belasan tahun akses jalan di Desa Panyindangan belum diperbaiki pemerintah, warga belum lama ini memutuskan menghimpun iuran untuk membiayai perbaikan jalan milik Pemkab Purwakarta tersebut. Dari pantauan Radar Karawang, infrastruktur jalan yang menjadi target perbaikan melalui pola swadaya, itu berlokasi di Kampung Palinggihan. Selama ini jalan yang kondisinya berupa tanjakan, merupakan akses utama penunjang aktivitas perekonomian warga setempat. Bahkan jalan tersebut merupakan jalur penghubung Kecamatan Sukatani dan Tegalwaru. Meski merupakan jalur antarkecamatan, sudah bertahun-tahun lintasan berstatus jalan kabupaten itu kondisinya sangat memprihatinkan. Jalan sepanjang kurang lebih 100 meter ini hampir seluruhnya tidak lagi dilapisi aspal. Melainkan hanya hamparan permukaan tanah yang cenderung terjal untuk dilalui jika dalam situasi hujan. Menurut Kosim, perbaikan jalan tersebut dilakukan karena kondisi kerusakannya kian parah, warga akhirnya berinisiatif iuran untuk membiayai proses perbaikin jalan. Ia menjelaskan, penggalangan dana tersebut merupakan kali pertama yang digagas warga sekitar, dana pun terkumpul digunakan untuk membiayai perbaikan jalan sepanjang 100 meter. “Jalan yang rusaknya hampir berberapa kilometer. Kita melakukan iuran dan terkumpul sebanyak Rp20 juta, lalu kita mengecor jalan dengan sistem kerja bakti,” ujar Kosim (50) warga setempat kepada Radar Karawang.
Inisiatif yang dilakukan masyarakat itupun mendapat apresiasi dari pemerintah desa. Seperti disampaikan Pejabat Sementara Kepala Desa Panyidangan Didin Komarudin, masih banyak kampung di wilayahnya terisolir. “Masih banyak akses jalan kondisinya lumayan cukup parah,” ujar Didin.
Pihaknya mengatakan, bukan tidak memprioritaskan akses infrastuktur melalui program dana desa. Namun pihaknya saat ini terkendala lantaran jalur tersebut berstatus milik kabupaten. “Sebetulnya jalan ini sudah diajukan melalui program bantuan keuangan namun tidak direalisasi. Sehingga warga kemudian berinisiatif memperbaiki dengan cara swadaya dan kerja bakti,” ujar Didin.
Didin mengakui kondisi jalan tersebut sudah cukup parah, bahkan tak jarang pihaknya kerap menerima keluhan warga terkait rusaknya infrastuktur. “Dengan adanya swadaya ini kami dari pemerintah desa sangat mendukung, dan pastinya kita turut andil untuk memperbaiki infrastruktur sebagi penopang ekonomi warga, yang mayoritas petani ikan kolam jaring apung,” pungkasnya.
Didin mengatakan, sejumlah askes jalan ini terbilang memprihatinkan. Sementara dana desa tidak bisa seluruhnya untuk perbaikan infrastruktur jalan, karena kondisi perekonomian masyarakat di desanya juga tergolong kurang sejahtera. Maklum, sebagian besar adalah buruh tani, sementara lainnya adalah penambak ikan di Waduk Jatiluhur. “Dana desa tahap 1 kita akan alokasikan untuk sarana air bersih di dua RW yaitu RW 02 dan 03. Meliputi Kampung Panyindangan RT 03 dan 04. Kemudian RW 03 yaitu 4 RT 21, 05, 06, 23 meliputi Kampung Kebon Cau, Cibodas, Panunggal dan Kampung Kukulu,” jelasnya.
Ia menjelaskan, sarana air sangat dibutuhkan warga terlebih jika musim kemarau. “Sumber mata air banyak, hanya saja untuk penampungan dan penyaluran air belum tersedia ke beberapa kampung,” katanya.
Sementara untuk alokasi dana desa tahap 2 tahun 2019, pihaknya berencana akan mengalokasikan untuk infrastruktur jalan rabat beton di RW 08 menghubungkan Kampung Juntikerak ke Kampung Pasir Lantung. “Selain itu kita juga berencana akan menanam modal untuk BUMDes dan pembuatan perpustakaan desa,” ujarnya.
Untuk dana desa tahap III, pihaknya juga berencana akan pembangunan infrastuktur jalan di RW 01 menghubungkan Kampung Panyindangan menuju Kampung Bihbul, lalu di RW 09 yaitu jalan Kampung Tegalmalaka menuju Kampung Leuwibolang. “Kita masih fokus perbaikan infrastruktur karena akses jalan merupakan modal dasar untuk peningkatan ekonomi masyarakat Desa Panyindangan,” ujarnya.
Sementara untuk BUMDes, di tahun ini pihak pemerintah desa akan memanfaatkan potensi wilayahnya. Salah satunya budi daya ikan. “BUMDes ini untuk pembudi daya ikan seperti jenis nila dan patin. Jadi kedepan petani KJA tidak perlu repot mencari benih ikan patin karena sudah tersedia di BUMDes kami,” ujarnya. (gan)