Sembunyi-sembunyi Sekolah Tatap Muka

BELAJAR DI KELAS: Sejumlah anak berpakaian bebas mengikuti pembelajaran di salah satu sekolah dasar negeri.
KARAWANG, RAKA – Sejak Covid-19 mewabah, kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan melalui online. Praktis hampir dua tahun anak-anak belajar dari rumah (BDR) atau daring. Meski Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karawang belum memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM), sejumlah sekolah dasar negeri terlihat sudah memulai kegiatan PTM di sekolah. Dengan menggunakan masker dan berjaga jarak, para siswa mengikuti KBM tatap muka bersama gurunya di sekolah.
Saat dikonfirmasi mengenai pelaksanaan PTM di sekolahnya, salah satu kepala sekolah yang enggan disebutkan namanya mengaku PTM di sekolahnya lantaran ada desakan dari para orangtua siswa yang meminta segera dilakukan PTM. Terlebih, kata dia, para siswa sangat kesulitan untuk menerima materi mata pelajaran matematika jika hanya melalui daring. “Para guru juga kesulitan. Apalagi pelajaran matematika,” katanya kepada Radar Karawang, Senin (6/9).
Menurutnya,
PTM yang dilaksanakan di sekolahnya merupakan kebijakan sekolah karena permintaan orangtua siswa. Pihaknya membuatkan jadwal PTM di sekolah selama dua kali dalam satu minggu, dengan durasi satu jam setiap pertemuan. “Cuma satu jam saja bergiliran. Di kelas juga siswanya dibatasi 10 orang,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang Asep Junaedi mengatakan, meski Karawang sudah PPKM Level 3, tetapi kegiatan belajar mengajar masih tetap melalui daring. Pihaknya masih menunggu penurunan level PPKM menjadi level 2. “Karena di Inmendagri (Instruksi Menteri Dalam Negeri) tidak ada penekanan harus PTM. Tetapi pembelajaran dapat dilaksanakan melalui PTM atau daring,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya.
Karena kalimat dalam Inmendagrinya tidak mengharuskan untuk PTM, kata Asep, Pemerintah Kabupaten Karawang ingin terlebih dulu PPKM menjadi level 2, agar penyebaran Covid-19 ini sudah betul-betul landai. “Kalau sudah level 2 kita upayakan pasti PTM sesuai SKB 4 menteri,” ujarnya.
Asep juga menegaskan, semua sekolah dasar dan SMP yang dikelola oleh Disdikpora tidak ada simulasi PTM. Karena dengan PTM yang dilakukan saat ini dikhawatirkan terjadi penyebaran Covid-19 kepada para siswa, dan terjadi klaster pendidikan.
“Kita ingin Karawang betul-betul sehat. Zonanya zona hijau. Karena kalau kembali ke level 4 kita lebih berat. Maka untuk pencegahan penyebaran kita tahan dulu pendidikan. Jangan sampai jumlahnya nanti naik signifikan kemudian kembali lagi ke level 4. Takutnya ada sanksi juga dari Kemendagri,” tuturnya.
Dia juga meminta kepada para orangtua siswa untuk memahami kondisi pandemi ini, dan tidak memaksakan untuk menggelar PTM di sekolah. Jika ada sekolah yang sudah PTM, menjadi tanggung jawab masing-masing sekolah dengan orangtua murid.
“Kepada orangtua murid harusnya memahami dan bersabar. Mudah-mudahan nanti Oktober 2021 ini bisa PTM,” pungkasnya. (nce)