Rumah Syekh Joeseof jadi Masjid Agung

Jejak Pewaris Nabi di Purwakarta (2)
PURWAKARTA, RAKA – Mihrab Masjid Agung Purwakarta saat ini berdiri kokoh, sebelumnya merupakan rumah dari Raden H Muhammad Joesoef atau Syekh Joesoef, sebagai tempat untuk berdakwah.
Sedangkan surau tempat murid-muridnya mengaji dan belajar ilmu agama dipusatkan di pesantren yang terletak berada di belakang Masjid Agung dan saat ini menjadi tempat peristirahatannya yang terakhir.
Juru pelihara Makam Syekh Raden Joesoef Iing Solihin, menunjukan buku tentang sejarah R.H.M. Joesoef dan sejarah singkat Masjid Agung Purwakarta. Dalam buku yang terlihat tidak begitu tebal, namun banyak mengandung sejarah penting pendirian Masjid Agung Purwakarta beserta tokoh yang melatar belakanginya. Berdasarkan kitab Tasawuf dan Fiqih Sunda serta keterangan yang berada di dalam bangunan makam, tertuliskan jika Syekh Joesoef wafat pada tahun 1854 masehi. “Bersama para tokoh penyebar agama Islam lain di Purwakarta,” terangnya.
Setelah wafatnya Syekh Joeseof diikuti oleh wafatnya beberapa tokoh penyebar Islam di Purwakarta, diantaranya. K.H.R Marzuki atau lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Baing Marzuki pada tahun 1937 Masehi. Tidak hanya itu pada tahun 1969 juga menjadi tahun dimana K.R Santang sebagai salah satu tokoh di Purwakarta juga wafat di tahun itu.
Dari beberapa tokoh tersebut pun menandai dengan adanya pembangunan Masjid Agung Purwakarta yang pada tahun 1926 dilakukan renovasi yang dipelopori oleh R Ibrahim Singadilaga. Pada tahun 1955 Masjid Agung Purwakarta pun direnovasi ulang oleh R Endis dan K.R Santang serta K.H Moh Aof dengan menambah bangunan kantor penghulu landrath atau pengadilan agama yang terletak di samping sebelah kiri bangunan masjid. “Makam Syekh Joesoef setiap harinya selalu ada yang jiarah dan kalau malam Jumat ramai,” pungkasnya. (ris)