Senzala Capoiera Karawang
SEMPURNAKAN GERAKAN: Instruktur Senzala Capoiera Karawang Angga Ardiansyah (mengenakan kaos putih) sedang melatih capoeirista di Lapang Karangpawitan, Jumat (6/3) sore.
Menari dan Bela Diri
KARAWANG, RAKA – Sekumpulan pemuda tengah meliuk-liuk lincah di Lapang Karangpawitan, Jumat (6/3) sore. Rupanya mereka adalah para capoeirista, sebutan untuk para atlet capoeira.
Mereka tergabung dalam perguruan Senzala Capoiera Karawang. “Senzala ini salah satu perguruan capoeira di Indonesia. Kalau chapter Karawang sendiri kita sudah ada sejak 2009,” terang sang instruktur, Angga Ardiansyah (32) kepada Radar Karawang.
Angga menjelaskan, yang menjadi ciri khas dan membedakan capoeira dengan bela diri lainnya adalah sikap kuda-kuda. Dalam capoeira gerakan kuda-kuda seperti gerakan orang yang menari dan itulah yang menjadi gerakan dasar capoiera. Selanjutnya masing-masing capoeirista bisa mengembangkan sesuai dengan karakter individu. “Capoeira ini asalnya dari Brazil, sejarahnya sendiri saat itu mereka menyamarkan bela diri dengan tarian agar tidak diketahui oleh penjajah Portugis,” jelasnya.
Capoeira bukan hanya sekadar bela diri, namun terdapat unsur lain yang tidak bisa dilepaskan dalam olahraga ini. Unsur seni jelas terlihat dari gerakan-gerakannya yang mengadopsi tarian dan juga musik yang mengiri gerakan tersebut. Lebih dari itu juga terdapat unsur akrobatik dan permainan yang membuat capoeira ini semakin menarik, dan bisa dinikmati oleh siapapun.
Selain karena seru bisa mengeksplor diri, Angga mengatakan, capoiera melatih kekuatan otot sehingga dapat meningkatkan fleksibitas dan mengoptimalkan fungsi otot. Keseimbangan tubuh juga menjadi poin penting dalam manfaat bela diri ini. “Cardio gerakannya, untuk melatih otot jantung dari gerakan gingga-nya itu,” ucapnya.
Selama 11 tahun terbentuk di Karawang, Senzala Capoeira Karawang ternyata sudah memiliki banyak prestasi. Di tingkat nasional pada 2016, mereka menyabet lima juara, salah satunya adalah juara 1 jogo junior. Prestasi mereka belakangan ini adalah berhasil menjadi juara 2 dan 3 dalam kategori iuna solo Senzala di tingkat provinsi.
Capoeira Senzala Karawang berawal dari ekstrakurikuler di salah satu SMA, ternyata banyak animo dari anak SMA lainnya. Saat itulah mereka terbuka untuk umum. Saat itu sempat latihan di Lapang Karangpawitan kemudian pindah ke Karawang Central Plaza, dan saat ini kembali ke Karangpawitan. Selain Jumat sore di Lapang Karangpawitan, mereka juga biasa berlatih saat car free day Galuh Mas pada Mingu pagi. “Siapapun boleh gabung, tua, muda, nanti dikondisikan dengan kondisi badan dan kemampuannya,” tuturnya.
Salah satu anggota Senzala Capoeira Karawang, Sandi Kurniawan (18), mengaku baru satu tahun ini bergabung. Motivasinya saat itu adalah karena tidak menonjol di bidang akademik, dan olahraga adalah potensi dirinya yang mesti dikembangkan. Ia sendiri tertarik pada capoeira sebab merasa lebih cocok ketimbang bela diri lainnya yang pernah dia pelajari. “Lebih santai tidak seperti bela diri yang lain, kalau di capoeira bisa dibilang sambil bermain, kita tidak dididik untuk mahir tapi minimal bisa,” ucapnya.
Anggota lainnya, Heska Pratiwi (23), telah bergabung sejak 2014. Saat itu berawal dari ekskul di sekolahnya. Ia merasa sistem di capoeira yang tidak membatasi usia dan gender sangat cocok dengan dirinya, terlebih rasa kekeluargaan yang terbangun. Kesulitan dalam capoeira berbeda-beda tergantung pada masing-masing individu. Dia mengaku gerakan flip dan handstand adalah yang paling sulit dikuasai. “Tapi masih coba, masih penasaran,” ujarnya.
Heska mengatakan, capoeira dapat diandalkan untuk menjaga diri, terlebih sebagai perempuan saat ini mesti punya bekal untuk menjaga diri. Unsur seni tari dan musik dalam capoeira juga menjadi hiburan tersendiri buatnya, dan tentunya bela diri ini baik untuk kesehatan. “Cobain olahraga yang baru, kalau kalian menemukan capoeira pasti ada sesuatu yang berbeda,” pungkasnya. (din)