Siap-siap Kekeringan Mengancam, Sejumlah Kecamatan Berpotensi Terdampak

KARAWANG, RAKA – Sejumlah kecamatan berpotensi mengalami kekeringan dampak dari fenomena El Nino. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Karawang telah melakukan antisipasi agar dampaknya tidak terlalu parah.
Kepala Bidang Perkebunan dan Perlindungan Tanaman DPKP Kabupaten Karawang Dadan Danny mengungkapkan, ada beberapa langkah untuk menghadapi dampak dari fenomena tersebut di bidang pertanian. Langkah ini berupa melakukan proteksi kerusakan, pompanisasi, pembuatan embung (saluran air) hingga melakukan normalisasi saluran air. “Lokasi mana saja yang akan terdampak kami belum ada datanya karena ini bencana alam, bisa jadi satu kabupaten terdampak. Tapi, prediksi yang biasa kekeringan itu di wilayah Tempuran, Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon, pesisir dan Klari,” ujarnya, Selasa (13/6).
Ia juga telah memberikan program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) serta gerdal (penyemprotan). Pemberian asuransi ini melalui dua jalur, pertama melalui bantuan pemerintah sebesar 80 persen kemudian ada pula melalui jalur swadaya. Selanjutnya, anggaran yang digunakan untuk bantuan berupa proteksi hanya diberikan sebesar 10,7 persen untuk setiap kecamatan. “Sawah-sawah yang terdampak kekeringan akan kita proteksi, ada melalui bantuan pemerintah dan ada juga jalur swadaya. Di luar itu, petani bisa mendaftar jalur swadaya dan akan mendapat proteksi kerusakan dengan membayar uang sebesar Rp39 ribu. Agar merata pembagian bantuannya hanya 10 persen per kecamatan, itu kami pilah dan prioritaskan yang paling membutuhkan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sarana Prasarana Encep Supriadi menambahkan, untuk pembuatan embung telah dilakukan di Kecamatan Pakisjaya. Selanjutnya untuk normalisasi saluran air pun telah terlaksana. Ia melanjutkan dari APBN dan APBD terdapat bantuan alat berupa pompa sebanyak lima unit. “Alat kita terbatas baik dari APBN maupun APBN, kita ada bantuan pompa tapi terbatas. Sementara, diluar pompa hibah, ada 5 mesin pompa dan itu kami pinjam pakaikan kepada petani,” ungkapnya.
Selain itu, optimalisasi kalimati dan mengerjakan tujuh belas hektare juga telah dilaksanakan. Encep akan melakukan koordinasi dan mapping untuk daerah yang menjadi zona rentan kekeringan. Ia menyatakan hingga sekarang untuk ketersediaan air di Jati Luhur masih dalam kondisi aman. “Kita sudah mapping dan koordinasi dengan para UPTD zona rentan, info dari PJT saat ini stok air di Jati Luhur masih di atas minimal, cuman yang jauh dari saluran mungkin akan terdampak. Jadi kami antisipasi dengan normalisasi saluran juga dari sekarang,” tutupnya. (nad)