Karawang

Sistem Proporsional Tertutup Ciptakan Oligarki Elit Parpol

KARAWANG, RAKA- Jelang pemilu 2024 mendatang, penggunaan sistem proporsional tertutup dalam pemilihan anggota DPR/DPRD kembali mengemuka. Jika sistem ini kembali diterapkan, bukan tidak mungkin akan menciptakan oligarki elit partai politik (parpol).
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Ihsanudin mengatakan, sistem proporsional tertutup ini menciptakan oligarki elit parpol. Ada istilah ABS, asal bapak senang, asal bos senang. Istilah ini kontekstual dengan asal elit parpol, artinya oligarki senang. “Kasarnya, perputaran kapital hanya di level elit, caleg (calon anggota legislatif) tidak peduli rakyat lagi. Tidak akan mau menyapa rakyat, tak akan mau kotor-kotoran dan capek-capek mengambil hati rakyat. Tidak akan mau turun bantu rakyat. Sebab dekat sama elit parpol bisa dipastikan urusan selesai,” katanya, Senin (2/1).
Sementara, lanjut anggota DPRD dari Fraksi Gerindra ini, sistem proporsional terbuka, kapital dipastikan berputar di grassroots, penentu dan pemegang kedaulatan sesungguhnya. “Caleg harus rajin bersosialisasi, turun untuk memperkenalkan diri, membantu rakyat dan ikhtiar mengambil hati dengan berbagai cara. Jadi caleg tidak cuma bermodalkan kaya raya, dekat sama elit parpol, dll. Tapi harus bekerja keras merebut simpati dukungan rakyat. Ongkos sosialisasi saat kampanye dan meminta dukungan memang mahal, tapi uang itu berputar di masyarakat,” paparnya.
Ditambahkan Ihsanudin, sistem proporsional tertutup ini yang dulu membuat korupsi menggila, menciptakan elit tak punya hati dan tidak mau mikirin rakyat. “Mereka dulu bekerja buat cari muka ke elit partai, cari duit buat elit partai. Artinya kekuasaan penuh dipegang oleh elit partai. Inilah demokrasi yang dulu kita sebut dikuasai oleh oligarki,” pungkasnya. (asy)

Related Articles

Back to top button