HEADLINEKARAWANG

Siswa SD Kelas 1 Sulit Ikuti Pelajaran Online

Tia Latifatu Sadiah

KARAWANG, RAKA – Pembelajaran jarak jauh bagi siswa kelas 1 yang baru saja memasuki sekolah dasar nampaknya akan berjalan kurang efektif. Hal ini pula yang dikeluhkan para orang tua, sebab anak mereka belum mengenal gurunya dan mesti beradaptasi dengan lingkungan belajarnya yang baru hanya melalu gawai.

Mengenai hal ini, dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Buana Perjuangan (UBP) Tia Latifatu Sadiah mengatakan, siswa kelas 1 SD masih dalam fase bermain sambil belajar. Menurutnya pembelajaran jarak jauh dengan belum mengenal sang guru kurang efektif. “Yang ada orang tua bingung harus bagaimana, kemudian pembelajarannya juga (siswa) kan belum terbiasa dengan pembelajaran yang di SD seperti apa,” ucapnya, Senin (13/7).

Tia menilai akan banyak hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran jarak jauh, terlebih bagi para siswa kelas 1 SD. Salah satu kendala umum yang menurutnya akan terjadi adalah susahnya jaringan internet di beberapa daerah, yang tidak memungkinkan untuk melakukan pembelajaran daring secara efektif. Selanjutnya adalah tidak semua wali murid memiliki fasilitas yang sama dengan wali murid lainnya. Kemungkinan masih ada orang tua yang tidak memiliki smartphone atau hanya memiliki handphone dengan fitur terbatas. Masalah kuota internet juga menjadi hambatan bagi para wali murid.

Dikatakannya, jika pemerintah menerapkan kebijakan pembelajaran daring jika sampai akhir tahun, sebaiknya pemerintah memfasilitasi para wali murid misalnya dengan internet gratis. Jika pembelajaran daring tetap berjalan dengan segala kendalanya, maka tidak menutup kemungkinan para siswa tidak bisa mengejar materi sesuai dengan kurikulum yang diterapkan. “Belum lagi di Karawang ini banyak orang tua yang bekerja, sehingga menjadi hambatan juga,” tuturnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, hubungan emosional antara siswa dengan guru sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Keterikatan emosional antara keduanya selama PJJ ini hanya dapat terjalin melalui komunikasi yang baik. Tanpa adanya komunikasi, bahkan jika sang guru hanya sekadar memberi tugas, itu tidak akan menciptakan kedekatan emosional. Ia menyarankan minimal guru membuat sebuah video perkenalan yang komunikatif untuk diakses dan dilihat para siswa. Akan lebih baik jika perkenalan dilakukan lebih interaktif dan personal, setidaknya dalam grup skala kecil misalnya dengan video call bersama sejumlah siswa.

Tia melanjutkan, dalam kurikulum manapun sebenarnya guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. Terlebih dalam kurikulum 2013 dengan pembelajaran tematik, sebaiknya guru sebisa mungkin mengemas materi dengan baik. Misalnya ia membuat saluran youtube sebagai media pembelajaran, dimana video yang dia unggah bukan sekadar tugas melainkan ditekankan pada penyampaian materi.

Perlu diingat bahwa siswa kelas 1 SD masih dalam usia dengan rasa penasaran yang cukup tinggi. Penyampaian materi melalui video yang menyenangkan dan menghibur tentunya lebih menarik perhatian anak-anak, dan membantu mereka menyerap materi pembelajaran dengan baik. Siswa kelas 1 SD masih butuh sesuatu yang membuat mereka terhibur bukan berpikir, mengingat mereka baru keluar dari TK. Mereka tidak bisa langsung beradaptasi dengan situasi berbeda, melainkan harus ada penjajakan terlebih dahulu sebagaimana saat pembelajaran tatap muka. “Sama seperti di TK nyanyi-nyanyi dulu biar gak tegang, kalau guru bisa mengemasnya mungkin bisa tersampaikan ke siswa, tapi kalau tidak bisa (mengemas pembelajaran) malah jadi boomerang,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button