SMAN 3 Karawang Calon Juara SKK Tingkat Nasional
KARAWANG, RAKA – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Karawang berhasil lolos menjadi perwakilan Kabupaten Karawang dalam ajang Sekolah Siaga Kependudukan (SKK) tingkat nasional.
Ketua Tim Sekolah Siaga Kependudukan SMAN 3 Karawang, Rina Kusmiati mengatakan, untuk Sekolah Siaga Kependudukan (SSK), sekolah itu telah mempunyai program sosialisasi dan pendampingan kepada sekolah lain yang menjadi mitra dari SMAN 3 Karawang. Selain itu, diberikan pula pendampingan untuk semua guru dan siswa terkait SSK. “Programnya adalah sosialisasi dan pendampingan kepada sekolah yang sudah menjadi mitra SMAN 3 Karawang juga pendampingan kepada guru serta siswa di SMAN 3 Karawang tentang Sekolah Siaga Kependudukan. Kalau kepada guru-gurunya dikonsep pembuatan RPP nya, kemarin baru 7 mata pelajaran di eksternal dan di internalnya kita akan kolaborasikan 3 mata pelajaran yang belum masuk seperti seni budaya, TIK dan Bahasa Sunda,” ujarnya, Rabu (19/6).
Kemudian untuk kegiatan harian yang dilakukan dalam SSK berupa sarapan pagi bersama, disediakan pojok kependudukan sebagai literasi membaca. Selain itu bagi guru pun ketika mengajar dimasukkan materi terkait kependudukan. Ia memberikan contoh ketika memberikan pelajaran tentang kependudukan kepada siswa maka akan dijelaskan terkait istilah dan manfaat dari kependudukan. “Kalau kegiatan hariannya sarapan pagi bersama, pojok kependudukan untuk literasinya. Seperti pokok bahasan saya tentang kependudukan tujuan kita memberikan pelajaran kependudukan itu supaya siswa mengenal istilah di dalam kependudukan dan manfaatnya supaya siswa mengetahui pembangunan seperti sekolah, ketersediaan pangan, mengetahui jumlah keluarga,” tambahnya.
Rina merasa optimis untuk dapat menjadi juara di tingkat nasional. Hal itu disebabkan oleh adanya program yang sudah lama berjalan dan diterapkan sebelum adanya SSK. “Saya sangat optimis karena program di sekolah kami sudah terselenggara, sudah terintegrasi satu sama lain dan sudah menjadi budaya di SMAN 3 Karawang. Kegiatan sudah berjalan sebelum adanya Sekolah Siaga Kependudukan. Kalau SSK itu lebih kepada guru-guru, ada kendalanya berupa pro dan kontra tapi insyallah kita selalu optimis,” lanjutnya.
Meta Arfasari, Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana BKKBN Pusat menerangkan sebelum melakukan peninjauan secara langsung, tim dari BKKBN pusat telah melakukan peninjauan melalui daring untuk menilai semua indikator yang tercantum di dalam SSK. Saat ini SMAN 3 Karawang telah masuk dalam 3 besar SSK tingkat nasional, selain itu untuk semua indikator penilaian pun telah memenuhi persayaratan. “Kami sebelumnya sudah melakukan verifikasi melalui daring, memang dokumen di Karawang untuk seluruh indikator sudah baik. Sejauh ini karena memang SMAN 3 Karawang sudah masuk 3 besar otomatis lebih baik dibandingkan sekolah lain dan seluruh indikator penilaian sudah memenuhi. Kalau potensi setiap sekolah mempunyai potensi, karena sudah menjadi 3 besar jadi mempunyai potensi cukup besar untuk menjadi juara. Pengumuman akan dilaksanakan kalau tidak berubah tanggal 21 Juni,” jelasnya.
Rieke Ratna Rohmatin, Kepala Seksi Pengendalian Penduduk DPPKB Karawang, pihak Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang telah menjalin kerjasama dengan SMAN 3 Karawang pada tahun 2020. Sekolah tersebut pun menjadi pilot project SSK di Karawang. Ia memaparkan untuk kegiatan unggulan dari sekolah tersebut berupa adanya pembinaan dan kerjasama dengan sekolah lain dalam program SSK. “Kalau dari DPPKB karena kita melakukan MOU dengan sekolah ketika pertama kali dibentuk pada tahun 2020. Tidak ada kendala, karena memang untuk penanggungjawab SSK ini sudah sangat memahami SSK dan beliau termasuk salah satu pembentuk SSK di Karawang. Disini kegiatan SSK berjalan terus, salah satu kegiatan unggulannya adanya kerjasama dengan sekolah lain. Jadi sekolah ini dijadikan percontohan untuk SSK bagi sekolah lain. SSK ini tentang kependudukan otomatis akan mempengaruhi semua aspek,” jelasnya.
Ia mempunyai harapan agar SSK dapat terbentuk di semua sekolah yang ada di Kabupaten Karawang. Setelah ajang tingkat nasional, pihak DPPKB tetap akan memberikan pendampingan secara rutin kepada pihak sekolah. Hal itu bertujuan agar dapat memberikan motivasi kepada sekolah lain. “Kami harapkan SSK ini terbentuk di seluruh sekolah di Karawang. Targetnya dari BKKBN itu Berencana itu Keren, sasarannya anak-anak sekolah. Pendampingan rutin pasti tetap kita berikan, lebih meningkatkan MOU lintas sektornya. Di sekolah ini juga sudah mendapatkan penghargaan di tingkat kabupaten dan provinsi. Kita harapkan dapat menjadi motivasi besar untuk membentuk SSK di sekolah lain,” imbuhnya.
Sementara itu Indra Murdi Surbakti, Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN Pusat melihat adanya beberapa inovasi yang dilakukan oleh SMAN 3 Karawang. Inovasi ini berupa adanya penanaman tanaman hidroponik, pemanfaatan limbah sampah yang dijual dan hasil penjualan digunakan untuk kepentingan bersama, adanya pemeriksaan kesehatan dari PMR SMAN 3 Karawang serta pembinaan bagi sekolah lain. “Kalau SMAN 3 saya menilai menjadi salah satu kandidat juara, sebelumnya sudah mengumpulkan dokumen untuk penilaian mandiri, wawancara secara zoom. Kami sudah memberikan nilai tapi kami membutuhkan verifikasi karena ada beberapa sekolah yang nilainya cukup berdekatan dan untuk melihat ada tambahan atau tidak. Saya melihat ada beberapa inovasi seperti hidroponik, pengelolaan sampah, pemeriksaan kesehatan, pembinaan kepada SMA lain dan ini menjadi nilai tambahan untuk SMAN 3 Karawang,” terangnya.
Sejauh ini ia belum dapat memastikan sekolah yang akan menjadi juara di tingkat nasional. Hal itu masih membutuhkan proses diskusi dengan semua tim penilaian. “Kita ada juara regional dan juara nasional. Saya belum bisa menjawab hal itu karena kita masih melakukan verifikasi di beberapa sekolah wilayah lain seperti di Riau, Sumatra Barat kita akan kumpulkan semua nilainya dan kita akan diskusikan. Untuk saya sekolah ini mendapatkan nilai yang bagus. Kita akan umumkan melalui zoom. Lomba ini ada tingkat SMP dan SMA setiap jenjang dibagi 3 regional,” tutupnya. (nad)