GERBANG SEKOLAH

SMKN 1 Karawang Juara Lomba Teknologi Tepat Guna

JUARA SATU: SMKN 1 Karawang mendapatkan penghargaan usai menjadi juara satu lomba tepat guna.

KARAWANG, RAKA – SMKN 1 Karawang sabet juara satu pada pada perlombaan teknologi tepat guna yang dilaksanakan oleh komunitas Toyota Indonesia dengan membuat karya autoponik.

Pembimbing SMKN 1 Karawang Maria Bestarina Laili mengaku bangga saat siswa-siswinya mampu menyabet juara satu pada perlombaan teknologi tepat guna. “Alhamdulillah kita bisa buktikan kalau kita bisa dan mampu berkontestasi,” ucapnya, kepada Radar Karawang, Selasa (3/3).

Perlombaan tersebut, lanjutnya, diikuti oleh 12 sekolah binaan Toyota Karawang-Bekasi dengan jumlah 44 ide teknologi yang diajukan setiap sekolah. “Ya termasuk kita juga mengajukan, dan setelah dilakukan seleksi kita lulus dan masuk tahapan selanjutnya yaitu dengan menyisakan tujuh sekolah saja,” tambahnya.

Pada perlombaan tersebut, SMKN 1 Karawang mengajukan ide teknologi berupa autoponik yang dilengkapi dengan sensor PH, EC dan sensor cahaya, LCD, 4 buah tombol, valve, pompa, filter, mixer, aerator dan manifold. Prinsip kerjanya yakni ketika salah satu tombol di tekan, maka secara otomatis alat autoponik tersebut menghidupkan seluruh sistem.

Sistem tersebut terdiri dari nutrisi yang dimonitor oleh sensor EC lalu sensor EC mengirim data ke kontroller untuk diproses, kemudian kontroller memerintahkan valve AB mix untuk terbuka maka mixer secara otomatis akan berputar untuk mengaduk nutrisi tadi hingga merata. Lalu sensor akan memonitor lagi hingga mencapai jumlah nutrisi yang dibutuhkan sesuai dengan jenis tanaman yang ditanam pada hidroponik. Begitu pula dengan PH atau alat untuk mengukur kadar keasaman di dalam air. “Tentunya persiapan ini kita butuh proses, bahka persiapan ini didampingi oleh beberapa orang guru,” akunya.

Masih dikatakannya, autoponik juga dapat mengontrol PH atas dan PH bawah sehingga PH dalam sirkulasi air dapat dikontrol sesuai yang dibutuhkan tanaman. Sensor cahaya digunakan untuk menghidupkan dan mematikan secara otomatis sistem agar selain menghemat listrik, juga sesuai dengan siklus hidup tanaman, yaitu akan melakukan proses fotosintetis ekstra pada pagi dan siang hari yang membuat tanaman menyerap nutrisi lebih cepat dan banyak, sedangkan pada malam hari atau kondisi gelap, tanaman hanya melakukan proses fotosintetis biasa yang membuat tanaman tidak terlalu cepat dan banyak dalam menyerap nutrisi, sehingga digunakanlah sensor cahaya tersebut.

Air yang berlebihan ketika hujan akan secara otomatis di buang karena autoponik ini juga dilengkapi dengan saluran pembuangan air. “Dan ada juga sensor mekanik berupa pelampung yang dapat membuka dan menutup katup saluran air untuk mengisi air kembali secara otomatis hingga air yang dibutuhkan dalam bak terpenuhi,” jelasnya.

Ia menilai, Ajang kegiatan tersebut memberikan banyak sisi manfaat di mana potensi siswa akan terus dilatih serta berusaha melakukan pembaruan yang akan bermanfaat di masa yang akan datang. “Artinya kita juga harus mendorong dan mendukung penuh untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak, tentunya kegiatan ini telah memberikan banyak manfaat serta kebangaan untuk sekolah kita,” pungkasnya. (acu)

Related Articles

Back to top button