SMPN 2 Sukasari Tanam Pohon

PURWAKARTA, RAKA – Memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) yang dilakukan setiap 28 November, SMPN 2 Sukasari melakukan aksi tanam pohon di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Kepala SMPN 2 Sukasari Heri Kusnandar mengatakan, di HMPI tahun 2022 ini, SMPN 2 Sukasari melakukan penanaman pohon sebanyak 70 pohon berbagai macam jenis.
“Di HMPI 2022 ini, kita melakukan penanaman pohon sebanyak 70 pohon yang terdiri dari pohon mangga, pohon jambu jamauka, pohon jambu madu deli dan pohon ketapang kencana. Menanam pohon ini selaras dengan pendidikan karakter di Kabupaten Purwakarta yaitu program tatanen di bale atikan,” ucap Heri, Senin (28/11).
Dia menyebut, kegiatan bentuk ajakan tersebut dikemas dalam ajakan akan pentingnya pohon, berbagi pohon dan menanam bersama teman sebaya, masyarakat, serta aparat pemerintah.
“Kami ingin mengajak dan mengenalkan kepada siswa SMPN 2 Sukasari untuk turut serta melakukan kegiatan bersama melakukan penanaman pohon pada saat peringatan Hari Penanaman Pohon Indonesia seperti saat ini,” katanya.
Dikatakannya bahwa manfaat dari penghijauan dapat berfungsi sebagai penyaring panas sinar matahari di jalan, yang mampu menjaga keseimbangan kadar oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2), serta mengurangi polusi dan meredam kebisingan.
“Kita akan mewariskan bumi yang semakin hijau semakin asri untuk anak cucu kita kedepan nanti. Makanya kita terus mengimbau kepada mayarakat rajin menanam pohon, menjaga lingkungan hidup, menjaga tanah supaya tetap subur, menjaga air supaya tetap terjaga,” Kata Bro Heri.
Dia berharap agar kegiatan penanaman pohon ini dapat ditindaklanjuti dengan perawatan pascatanam untuk mempertahankan posisi tumbuh agar tetap tegak dan stabil.
“Sehingga apa yang kita tanam pada hari ini tentunya menjadi tanggung jawab kita semua untuk membuat alam dan lingkungan menjadi lebih baik dari hari ke hari,” katanya.
Maka dalam aksinya kali ini, lanjut Heri, tidak hanya mengejar jumlah bibit pohon yang ditanam, melainkan juga memperhatikan jumlah bibit yang hidup. “Kita tidak sekedar aksi-aksi tanam saja, habis itu bibit tanaman mati tak terawat,” pungkasnya. (gan)