KARAWANG, RAKA- Soal ujian atau penilaian akhir semester (PAS) Diniyah Takmiliyah Awaliyah (DTA) di Kabupaten Karawang bikin gaduh. Lantaran, dalam soal mata pelajaran Alquran ini, ada butir soal yang dinilai mendeskreditkan Nahdlatul Ulama (NU).
Dalam soal PAS mata pelajaran Alquran kelas 1 DTA nomor 11, muncul pertanyaan: Diantara orang yang dimurkai Allah SWT, adalah… Ada empat jawaban yang ditulis oleh pembuat soal, jawaban pertama kelompok Yahudi, kedua kelompok Islam, ketiga kelompok Jahiliyah dan keempat kelompok NU. Munculnya kelompok NU dalam pilihan jawaban tersebut, menuai reaksi dari guru-guru DTA dan juga dari kalangan warga NU. Beragam spekulasi pun bermunculan, ada yang menduga pembuat soal ingin mendeskreditkan NU, ada pula yang menduga pembuatan soal ini disengaja untuk membuat kegaduhan dan ragam opini negatif lainnya.
Kegaduhan ini pun sampai ke telinga ketua PCNU Kabupaten Karawang KH Ahmad Ruhyat Hasby. Bahkan yang bersangkutan banyak dihubungi beragam pihak mempertanyakan persoalan ini. “Ada yang WA, ada yang telpon,” katanya, Rabu (8/12).
Awalnya, kiai yang akrab disapa Kang Uyan ini pun cukup terkejut dengan kemunculan soal ini. Dia menilai, ada ketidak serasian antara pertanyaan dan jawaban. Selain itu, di dalam jabawan soal nomor 11 ini ada pilih kelompok Islam dan kelompok NU. Dia beranggapan, seolah-olah NU itu bukan bagian dari Islam. “Persoalan ini pun sudah saya sampaikan ke kepala Kemenag,” paparnya.
Tidak mau persoalan ini terus berlarut-larut menimbulkan kegaduhan, Rabu sore Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kementerian Agama (Kemenag) Karawang, bersama dengan Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah Awaliyah (FKDT) Kabupaten Karawang dan penulis naskah soal mata pelajaran Alquran, mendatangi kantor PCNU Karawang. Mereka menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi dari pagi hingga sore kemarin sambil menyerahkan kronoligis kemunculan soal ini.
Kasi PD Pontren Kemenag Karawang H Asep Khaerul menjelaskan, soal PAS DTA dibuat organisasi kemitraan (ormit) Kemenag yaitu FKDT. Kemenag tidak memiliki mengkoordinir apalagi mencetak soal. “Yang membuat soal itu FKDT sebagai ormit, itu bukan dari kami,” terangnya.
Meski demikian, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi, kedepan pihaknya akan membentuk tim editing. “Soal-soal sebelum keluar akan dilihat dulu agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” paparnya. Sementara itu, Ustad Talim, penulis naskah soal PAS ini mengaku tidak ada niatan sama sekali dia menulis soal tersebut untuk menyudukan NU. “Saya memohon maaf. Saya tidak sama sekali ada niatan menyudutkan NU. Apalagi saya juga sebagai warga NU,” tuturnya.
Soal itu dibuat, lanjutnya, untuk mengukur pemahaman siswa terkait ayat ketujuh surat Alfatihah tengan orang yang disesatkan Allah SWAT. Kemudian, ditulislah jawaban jawaban kelompok Yahudi, kelompok Islam dan kelompok Jahiliyah. “Setelah itu saya diam dulu, memikirkan jawaban keempat, lalu terbesitlah untuk menulis kelompok NU. Saya tidak ada sama sekali ada niatan untuk menyudutkan NU, sebaliknya untuk memperkenalkan NU pada anak-anak. Sekali lagi saya memohon maaf,” terangnya.
Di tempat yang sama, Ketua FKDT Kabupaten Karawang Zaini Asikin menyebut, pembuatan soal PAS memang dibuat oleh FKDT dengan membentuk tim sebanyak tujuh orang untuk tujuh mata pelajaran. “Kali ini kami lost control. Soal yang sudah dibuat tidak diperiksa dulu. Kami memohon maaf, tidak ada sedikit pun kami ada niatan untuk menyinggung NU maupun warga NU, karena saya pun bagian dari warga NU,” ujarnya.
Kedepan, lanjutnya, pihaknya akan lebih selektif lagi agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. “Ini jadi bahan evaluasi kita, agar kedepan tidak ada lagi kejadian seperti ini,” paparnya. Mendengan penjelasan dari penulis naskah, FKDT dan Kemenang, Kang Uyan menerima permohonan maaf mereka dan persoalan ini terjadi hanya kesalah pahaman. “Setelah tabayun dan dijelaskan, kami memahami bahwa itu adalah kesalah pahaman semata dan tidak ada maksud dari penulis soal juga Kemenag untuk melecehakan NU. Kami PCNU Karawang menerima peromohonan maaf, seraya berharap kejadian seperti ini tidak terjadi di kemudian hari,” pungkasnya. (asy)