Karawang
Trending

Sopian dari Pesisir Dijuluki Bapak Moderasi Agama

radarkarawang.id — Di sebuah desa kecil di pesisir utara Kabupaten Karawang, Jawa Barat, tumbuh seorang anak laki-laki bernama Sopian. Lahir dari pasangan sederhana, ayahnya seorang guru ngaji dan ibunya ibu rumah tangga. Sopian kecil tumbuh dalam suasana religius dan penuh kesahajaan.

Sejak dini, ia sudah terbiasa hidup dalam kedisiplinan dan tanggung jawab. Pagi-pagi buta ia berangkat ke madrasah, lalu sepulang sekolah membantu orang tua, baik di rumah maupun di ladang.

Baca Juga : Lahan Idle Perusahaan Diubah Jadi Sawah

Tak seperti kebanyakan anak yang bercita-cita menjadi dokter atau insinyur, Sopian kecil punya pandangan hidup yang sederhana tapi mendalam.

“Saya ingin jadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang,” tuturnya suatu kali saat ditanya gurunya, Jumat (2/5).

Meski berasal dari keluarga religius, Sopian tak pernah berpangku tangan. Di usia belia, ia terbiasa mencari uang sendiri dengan menawarkan jasa ojek keliling kampung.

Uang yang ia dapat, sebagian ditabung, sebagian lagi untuk jajan agar tak perlu membebani orang tua.

“Sering waktu kecil ngojek, uangnya ditabung. Biar nggak minta terus ke orang tua,” kenangnya.

Tahun 1994 menjadi titik awal pengabdian Sopian sebagai guru honorer di sebuah Madrasah Ibtidaiyah di bawah naungan Ponpes Nihayatul Amal, Kecamatan Cibuaya.

Tonton Juga : SERU, BAGI BAGI UANG

Di sanalah ia tumbuh menjadi pendidik muda dengan semangat besar, sambil tetap menjaga ruh santri dalam dirinya.

Tak lama kemudian, ia melanjutkan pendidikan ke IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, mengambil jurusan Tarbiyah.

Di tengah kesibukan kuliah dan aktivitas organisasi kemahasiswaan, ia tetap rutin pulang-pergi Bandung-Karawang demi satu hal, mengajar.

Kerja keras dan ketekunannya berbuah manis. Tahun 2000, Sopian resmi diangkat sebagai PNS dan ditugaskan menjadi guru di SDN Pejaten II, Cibuaya.

Sejak saat itu, kariernya terus menanjak tak hanya sebagai pengajar, tapi juga sebagai pemikir dan penggerak pendidikan.

Kepeduliannya terhadap pendidikan keagamaan membawanya dipercaya menjadi Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karawang pada 2013.

Jabatan itu menjadi panggung awal bagi Sopian untuk menelurkan berbagai inovasi pendidikan nonformal dan penguatan nilai-nilai keislaman di masyarakat.

Tahun 2015, ia naik menjadi Kepala Kantor Kemenag Karawang. Meski sempat berpindah tugas ke Bekasi dan Purwakarta, takdir membawanya kembali memimpin Kemenag Karawang sejak 2023 hingga kini.

Di tengah dinamika keberagaman, Sopian muncul sebagai figur pembaru yang membumikan semangat toleransi. Ia dikenal luas sebagai “Bapak Moderasi Beragama” di Karawang.

Beberapa inisiatifnya antara lain pendirian Kampung Kerukunan di Resinda, serta Kampung Moderasi di Cibuaya, Karawang Barat, dan Karawang Timur.

Kini, program serupa mulai merambah Rengasdengklok, Klari, Cikampek, dan Telukjambe Timur.

Komitmennya yang kuat membuatnya dipercaya menjadi Ketua Yayasan Penggerak Galeri Silaturahmi Nusantara (GSN) Wilayah Karawang, lembaga lintas iman yang mendorong kerukunan dan persaudaraan antarumat beragama.

Meski jabatannya tinggi, Sopian tetap menjunjung hidup sederhana. Ia dikenal dekat dengan masyarakat, kerap hadir dalam pengajian kecil, menemui guru-guru madrasah, dan mendengarkan suara akar rumput tanpa sekat.

“Bagi saya, menjadi Kepala Kemenag bukan soal posisi, tapi soal tanggung jawab—untuk menjaga akhlak bangsa dan menjadi pelayan bagi umat,” tuturnya tenang.

Sopian adalah cermin dari perjalanan seorang pemimpin sejati yang tak dibentuk oleh ambisi, tapi oleh ketulusan dan pengabdian. Ia tak sekadar menjalankan tugas, melainkan menghadirkannya sebagai ladang ibadah.

Dari lorong-lorong pesantren hingga ke ruang-ruang kebijakan, langkahnya teguh membawa nilai bahwa jabatan adalah amanah, dan pelayanan adalah panggilan.(uty)

Related Articles

Back to top button