
radarkarawang.id – Meningkatnya kasus bullying dan kekerasan seksual di lingkungan sekolah menjadi perhatian serius Anggota DPRD Jawa Barat Sri Rahayu. Sri Rahayu desak pemerintah batasi penggunaan ponsel pada pelajar.
Hal ini ditegaskan politisi Partai Golkar ini dalam kegiatan pendidikan politik kebangsaan yang digelar di SMA Negeri 1 Klari, Senin (17/11).
Sri mengungkapkan, bahwa angka kasus bullying terhadap anak terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. “Kasus bullying di sekolah tiap tahun meningkat. Pada 2025 ini, berdasarkan data KPAI, sudah tercatat 573 kasus,”katanya, Senin (17/11).
Ia menegaskan, bahwa bullying tidak bisa dianggap sepele karena berdampak fatal terhadap perkembangan anak. “Ini harus menjadi perhatian serius. Dampak bullying bisa sangat parah. Kita lihat kasus ledakan di SMA 72 Jakarta, itu terjadi akibat korban sering dibully oleh temannya,” jelasnya.
Menurut Sri, kejadian serupa juga kerap terjadi di Kabupaten Karawang. “Banyak kasus di Karawang. Ada anak difabel yang dibully hingga meninggal, dan ada pula siswa kelas 2 SD yang menjadi korban,”ucapnya.
Selain bullying, Sri juga menyoroti meningkatnya kekerasan seksual yang melibatkan pelajar. Ia menilai tren ini semakin mengkhawatirkan. “Tidak hanya bullying, kekerasan seksual di sekolah juga sangat memprihatinkan. Di Lampung, seorang siswa SMA memperkosa rekannya sendiri,” tuturnya.
Sri meminta, pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap maraknya kekerasan di sekolah, terutama yang dipicu oleh penggunaan gawai.
“Penyebab utamanya adalah handphone dan media sosial yang sangat bebas. Perlu ada pembatasan untuk menekan kasus kekerasan dan bullying di kalangan pelajar,” tutupnya. (zal)



