Sungai Cigeuntis Menyusut

Sembilan Desa Terancam Kekeringan
TEGALWARU, RAKA – Debit air Sungai Cigeuntis di Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru, terus menyusut sejak satu bulan terakhir. Dampaknya lahan pertanian yang berada di hilir sungai terancam kekeringan.
Resort Pemangku Hutan Perum Perhutani Kecamatan Pangkalan Handri mengatakan, menyusutnya debit air Sungai Cigeuntis akibat musim kemarau. “Debit air tinggal 30 sentimeter, padahal normalnya 90 sentimeter,” ungkap Handri kepada Radar Karawang, Rabu (19/6).
Ia melanjutkan, akibat menurunnya debit air, sejumlah irigasi teknis yang selama ini memasok air ke lahan pertanian dan pemukiman warga mulai mengering. Bahkan irigasi di Batu Gajah dan Bodem Wargasetra sudah menyusut juga. Sementara irigasi lainnya diatur dengan ketat agar mendapat bagian.
Sayfulloh, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Balai Pertanian Kecamatan Pangkalan mengatakan, sejauh ini pertanian yang dekat dengan sumber air masih aman. Hanya saja bagi sawah tadah hujan merupakan ancaman. Sementara Sungai Cigeuntis merupakan sumber air pertanian teknis yang sangat membutuhkan air dari sungai tersebut.
“Sampai saat ini karena sebagian hampir panen dan tidak terlalu banyak membutuhkan asupan air yang maksimal, masih aman. Hanya saja untuk musim tanam, karena sekarang memasuki musim kemarau, kami pun berkoordinasi dengan kelompok tani agar menahan terlebih dahulu tanam baru agar terhindar dari kerugian,” katanya.
Dari pengalaman yang sering terdampak akibat kemarau dan mengalami kekeringan di Kecamatan Tegalwaru dan Pangkalan, ada beberapa desa seperti
Kecamatan Tegalwaru yaitu Desa Cintawargi, Desa Cintalanggeng, Desa Kutalanggeng, Desa Cintalaksana. Sedangkan Kecamatan Pangkalan yaitu Desa Tamansari, Desa Kertasari, Desa Cintaasih, Desa Mulangsari, Desa Tamanmekar.
Kades Cintalanggeng Emuh mengatakan, setiap tahun kekeringan sering dialami oleh masyarakat desanya. Untuk mengantisipasi hal itu, Pemerintah Provinsi Jawa barat sudah melakukan evaluasi agar membuat program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
“Mudah-mudahan Agustus 2019 ini bisa terealisasi agar masyarakat tidak kesulitan air bersih untuk kehidupan sehari-harinya,” pungkasnya. (yfn)