Syech Quro Bawa Rombongan Dua Perahu dari Mekah
Jejak Pewaris Nabi di Karawang (1)
LEMAHABANG, RAKA- Perjuangan Syekh Hasanudin atau lebih terkenal dengan sebutan Syekh Quro menyebarkan Islam di Karawang tidaklah mudah. Banyak rintangan dan tangan yang menghampirinya.
Maqom Syekh Hasanudin atau lebih terkenal dengan sebutan Syekh Qurotul’ain, atau Syekh Quro yang bertempat di Dusun Pulobata Desa Pulo Kalapa Kecamatan Lemahabang menjadi salahsatu situs cagar budaya, sekaligus tempat bersejarah penyebaran agama Islam di Kabupaten Karawang, bahkan di Indonesia ini. Bagaimana tidak, saat menyebarkan ajaran agama Islam, tak tanggung-tanggung, raja Padjadjaran pun bisa diajak memeluk Islam oleh beliau yang namanya sebagian masyarakat mengenal dengan sebutan Syekh Mursahadatillah ini.
Juru kunci Makom Syekh Quro, Aca Miharja mengatakan, mulanya Syekh Quro ke Cirebon untuk meminta izin menyebarkan agama Islam kepada Ki Agengtapa. Setibanya di Cirebon, diterima dengan baik oleh Ki Agengtapa, Syekh Quro tidak langsung ke Karawang, justru kembali ke Margasinga atau Mekah. Sekembalinya ke Mekah, Syekh Quro tak sendiri, dia dititipkan anak perempuan Nyi Subang Larang yang tidak lain anak dari Ki Agengtapa agar dapat belajar agama bersama Syekh Quro di Mekah. “Di Mekah, Nyi Subang Larang belajar agama kepada Syech Quro,” katanya.
Beberapa tahun kemudian, Syekh Quro dari Mekah kembali ke lagi ke Karawang untuk melanjutkan misinya menyebarkan agama Islam. Namun tidak hanya sendiri atau berdua saja sama Nyi Subang Larang, beliau bawa rombongan sebanyak 2 perahu. Singkatnya, Syekh Quro yang bersuara merdu dalam melantunkan ayat suci Alquran dan diketahui berasal dari negeri Champa ini, bertolak dari Mekah untuk menyebarkan agama Islam di Karawang melalui jalur laut Banda Aceh, dan berlabuh di muara Tanjungpura,Karawang. Berbarengan dengan penyebaran agama Islam, Syech Quro mendirikan surau, yang saat ini masyarakat Karawang menyebutnya Masjid Agung pada tahun 1428. “Jadi, beliau Syekh Quro ini dari Mekah ke Karawang untuk menyebarkan Islam sambil berdagang. Dalam menyebarkan Islam khususnya di Karawang, umumnya untuk kerajaan Padjadjaran,” tuturnya.(rok)