Tak Banyak Warga Ngerti Penanganan Gigitan Ular
PRAKTIK : Para pelajar saat praktik penanggulangan pertama terhadap korban gigitan ular.
CIKAMPEK, RAKA – Indonesia memiliki sekitar 72 spesies ular, tidak sedikit diantaranya memiliki bisa yang mematikan. Meski keberadaan ular-ular itu dekat dan erat dengan kehidupan manusia tapi belum semua masyarakat memahami penanganan pertama pada gigitan ular berbisa.
Pembina Reptil Exotic Cikampek (Retic) Bunda Apey menyampaikan ada 4 hal yang mesti dilakukan dalam penanganan pertama gigitam ular. Pertama adalah jangan membuat banyak gerakan pada bagian tubuh yang terkena gigitan. “Harus segera dibidai, atau istilahnya dimobilisasi, supaya bagian yang kena gigit itu gak banyak gerak,” terangnya, Kamis (5/3).
Ia menjelaskan, bahwa bisa ular itu tidak masuk ke dalam pembuluh darah, melainkan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening itu sendiri tidak aktif bergerak di dalam tubuh, namun jika terlalu banyak bergerak kelenjar getah bening yang tirinfeksi bisa ular malah akan semakin mudah menyebar ke bagian tubuh lannya.
Selanjutnya adalah jangan terlalu panik, tetap usahakan agar diri tetap tenang. Jika panik detak jantung akan memompa lebih cepat dan kemungkan racun jiga akan lebih mudah menyebar. “Banyak minum air putih, dan usahakan agar orang yang tergigit tetap sadar, jangan sampai tidur,” ucapnya, yang telah bepengelaman melakukan rescue penanganan ular.
Setelah langkah penanganan pertama dilakukan, segera bawa korban ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Pastikan rumah sakit yang dituju memiki sediaan anti bisa ular. “Di Karawang sendiri rumah sakit yang pasti menyediakan hal tersebit aladah RSUD Karawang,” ujarnya.
Masyarakat awam kerap mendengar bahwa salah satu penanganan gigitan ular adalah dengan membuat sayatan dekat bagian yang tergigit.
Mengenai hal ini Bunda Apey mengatakan, hal tersebut hanya boleh dilakukan oleh seorang ahli, masyarakat awam disarankan untuk tidak melakukannya. Hal ini karena masyarakat tidak memahami betul anatomi tubuh manusia, jika salah membuat sayatan akibatnya malah fatal. “Kalau pembuluh darah besar yang terpotong misalnya, banyak darah yang keluar. Udah kena bisa eh malah kehabisan darah juga,” ucapnya.
Ia berpesan kepada masyarakat agar dapat memahami jenis-jenis ular agar dapat mengetahui mana yang berbahaya dan mana yang tidak. Sejauh ini kebanyakan korban gigitan ular adalah mereka yang awam akan hal tersebut. “Pemerintah juga mesti ada perhatian, mesti ada edukasi, Indonesia juga cuma punya antibisa untuk 3 jenis ular padahal banyak ular lainnya yang berbisa, itu juga harus diperhatikan,” pungkasnya. (din)