Tak Digaji Pemkab, Pengurus TPU Kerja Ikhlas
-Isikomah Urus Proses Pemakaman

KARAWANG, RAKA – Orang meninggal dunia itu tanggung jawab orang hidup. Kira-kira begitu prinsip yang dipegang oleh Humas TPU Sirnaraga, Nagasari, Karawang Barat.
Humas TPU Sirnaraga Berli (53) mengaku tidak mengenal waktu maupun cuaca untuk mengurus prosesi pemakaman warga setempat. Pihaknya sempat dihubungi tengah malam hanya untuk diminta menguburkan jenazah.
“Kita sering memakamkan jenazah tengah malam, terutama pas waktu covid,” katanya saat ditemui di Pos TPU Nagasari.
Menurut Berli, menguburkan jenazah ini sudah menjadi urusan orang hidup. Maka sebaiknya orang hidup ini mau tidak mau harus mengurusi prosesi pemakaman jenazah. Dia juga tidak melihat soal upah untuk menguburkan jenazah.
“Kalau semua tidak mau, terus siapa lagi kalau bukan kita. Tujuan kita ini kemanusiaan bukan komersil,” kata Berli.
Lebih lanjut Berli menyebut, bisa dibayangkan jika prosesi pemakaman ini harus dipatok harga, kalau begitu bagaimana dengan nasib keluarga tidak mampu yang meninggal dunia.
“Kita ini pengurus TPU tidak dapat honor dari pemerintah, cuma kita lakukan ini karena kewajiban saja,” ujarnya.
Meski begitu, pihak keluarga dari warga yang dimakamkan di TPU Sirnaraga, Nagasari ini suka memberi uang atau sumbangan. Itu pun tidak semua ikut menyumbang. Kata Berli, uang sumbangan tersebut digunakan untuk biaya kebersihan area makam, karena setiap pagi dan sore area makam ini dibersihkan.
“Setiap bulan umumnya 10 ribu setiap makam, tapi gak 100 persen nyumbang. Yang jelas kita tidak memaksa,” ujarnya.
Berli berharap pemerintah memberikan uang kesejahteraan atau honor untuk para pengurus TPU. Namun pihaknya tidak tahu harus mengajukan keinginannya melalui siapa. Berli mengaku tiga tahun yang lalu sudah mengajukan ke Dinas Pariwisata dan Budaya, tapi belum ada respon sampai sekarang.
“Tapi kalau kita selalu mengandalkan honorer, terus nanti siapa yang mau memakamkan,” pungkasnya. (mra)