Tak Semua Petani Korban Banjir Dibantu
-Hanya yang Berkelompok dan Terdaftar Simluhtan
KARAWANG, RAKA – Bagi petani korban banjir yang tidak bergabung dalam kelompok tani, dan belum terdaftar di Sistem Informasi Managemen Penyuluhan Pertanian (Simluhtan), siap-siap gigit jari. Pasalnya, pemerintah hanya memberikan bantuan benih dan pompa air kepada petani yang tergabung dalam kelompok dan terdaftar Simluhtan. Itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Perkebunan dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Karawang Dadan Danny kepada Radar Karawang.
Ia melanjutkan, para petani yang terkena dampak bisa tegar dengan kondisi pasca banjir ini. “Mudah-mudahan petani tidak larut merasa kecewa, harus tetap tegar dengan kondisi saat ini,” ungkapnya.
Danny menjelaskan, pihaknya telah melakukan pendataan jumlah Kelompok Tani (Poktan) yang lahannya mengalami kerusakan sejak 25 Februari 2023. Hingga sekarang ini petani hanya mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian. Bantuan ini berupa benih padi sebanyak 25 kilogram dan pompa air untuk 5 kelompok tani. “Kami akanakan kembali mengajukan bantuan bibit kepada Kementerian Pertanian,” katanya.
Berdasarkan data yang dimilikinya, ada 8.865,20 hektare sawah yang mengalami puso, merata di 30 kecamatan. Namun, terdapat tiga kecamatan yang mengalami dampak paling parah akibat banjir. “Cilebar, Cilamaya Kulon sama Tempuran terdampak puso semai tanam,” ujarnya.
Menurutnya, masing-masing kecamatan mengalami dampak dengan jumlah yang berbeda. Di Cilebar, persemaian 2.106 hektare, pertanaman 379 hektare. Cilamaya Kulon persemaian 1.426, pertanaman 596 hektare. Tempuran, persemaian 240 hektare, pertanaman 896 hektare. Total lahan persawahan di Karawang ada seluas 101.143,40 hektare. Sedangkan luas sawah yang tergenang banjir sebanyak 12.609,10 hektare. “Sebanyak 8.865,20 hektare mengalami kerusakan, dan 3.743,90 hektare masih dalam kondisi aman,” tuturnya.
Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kecamatan Cilebar Ainul Yakin mengatakan, sawah di wilayah kerjanya sudah banyak yang terendam banjir, salah satunya di persawahan di Desa Cikande. “Sudah seperti lautan ketinggian air di sawah kurang lebih 80 cm,” katanya.
Hasannudin (49) salah satu petani sekaligus ketua RT di Desa Parakanmulya, Kecamatan Tirtamulya, mengaku hampir setengah bahu tanaman padi miliknya terendam banjir.
“Punya saya hampir setengah bahu tak terlihat akibat banjir. Padahal waktu dekat ini sudah siap panen,” curhatnya kepada Radar Karawang.
Hasannudin mengatakan, banjir yang menggenangi padi sawahnya tersebut dampak dari hujan lebat yang terjadi pada Senin (27/2) mulai pukul 09.00 WIB. “Kami masih berharap, semoga tanaman padi kami masih bisa tumbuh,” ujarnya.
Terpisah, Sekretaris Desa Parakanmulya Hadi Suryana membeberkan, banjir di wilayah Desa Parakanmulya tersebut menyebabkan puluhan hektare sawah milik warga Kampung Babakan Pasirmalang, di dua dusun tersebut yaitu Dusun Pasir Resik dan Pasir Hegar terdampak. Ketinggian air yang diperkirakan setinggi lutut orang dewasa itu, tidak hanya merendam akses jalan penghubung, namun juga tanaman padi. “Korban jiwa tidak ada. Untuk material banyak sawah warga sudah siap panen terendam,” jelas Hadi. (nad/mra)